Minggu, 06 Februari 2011

Tafsir Alqur'an Dengan Disiplin Ilmu

Al-Baqoroh 51-56
Tafsir 3a. Komponen Akal dari Dimensi Ilmu

Ayat 51. Upaya Musa mencari ilmu membelah laut dilakukan dengan memusatkan diri pada akalnya. Hasil pertama, Musa dapat menembus dimensi ruang halus yang disekat oleh cermin-C (hukum penolak jasad kasar = peralihan dimensi kasar ke dimensi halus) di ruang ke-38. Sejak pertandingan ilmu antara Jibril dan Adam di syurga, telah terjadi kesepakatan bahwa hukum-hukum ruang dijadikan persyaratan untuk gelar nabi (ilmuwan penemu) dan jabatan rosul (pemimpin akal utusan Akal). Karena itu ketika Musa berhasil memasuki cermin-CP di dimensi ruang ke-48 (40 malam), Kami hukum ruang di dimensi ke 40-an telah dijadikan perjanjian bukit sebagai persyaratan bagi gelar nabi.
Maka kepada Musa yang berhasil menembus dimensi ruang 48, Kami cermin-CP tmemberikan gelar nabi. Musa sendiri menyebut cermin-CP sebagai anak sapi betina (pengikut/perangkat Hukum Akal). Tetapi karena ahli kitab kamu bangsa Israil menganggap Taurot sebagai kitab suci sabda Alloh yang memiliki kebenaran mutlak menurut bunyi tertulis, maka anak sapi ditafsirkan kamu secara wantah, dan bagi perangkat Hukum Akal itu kamu telah membuat patung anak sapi untuk dijadikan sembahan manusia sepeninggalnya (sepeninggal Musa = setelah Musa meninggal), sehingga kamu para penyembah anak sapi tersebut jadi orang-orang zalim (pelanggar hukum).

Ayat 52. Karena berpegang pada kebenaran Exodus yang dinyatakan pemimpin bangsa Israil sebagai penjabaran Musa dari Taurot atas petunjuk Alloh langsung, maka bangsa Israil penganut agama Yahudi mengimani ajaran Exodus yang sesat. Mereka tidak tahu samasekali bahwa Taurot adalah buku petunjuk ilmu susunan Musa sendiri, dan kebenaran petunjuk ilmu bukan pada bunyi tertulisnya tetapi dibalik tabir (gejala-tampak) bunyi tertulis itu.
Sebab sesungguhnya ketika para pengikut ajaran Musa mengikuti petunjuk Taurot dengan memusatkan diri pada akalnya (moralnya) hingga mati rasa di batas cermin-C (peralihan ruang kasar ke ruang halus), dia masuk alam halus dunia unsur (alam tersembunyi = malam hari). Kemudian sesudah masuk alam halus, Kami hukum penolak jasad kasar memaafkan kesalahan kamu yang menganiaya diri dengan membunuh rasa syahwat-angkara-pamrih-ambisi dirimu, sehingga kamu hidup kembali dari kematian rasa-jasadmu agar kamu bersyukur atas keberhasilan menembus alam halus itu.

Ayat 53. Demikian pula yang terjadi dengan Musa. Sesungguhnya ketika Musa memusatkan diri pada akalnya hingga mati rasa, dia dihantam-gencet gaya elektromagnet pusingan ruang 100.000 km/detik, sehingga tubuhnya menciut jadi sekecil atom dan masuk alam halus. Tetapi Musa tidak berhenti sampai di situ karena tujuannya menembus dimensi alam halus itu untuk mencari Alloh. Maka dia melanjutkan penelitiannya. Ketika Musa berhasil memasuki cermin-CP dengan mengosongkan rasa jasadnya, tubuhnya menciut jadi sekecil kaon karena dihantam-gencet gaya nuklirlemah pada pusingan ruang 150.000 km/detik.
Dengan berhasil memasuki cermin-CP, Kami berikan kepada Musa kitab (aturan hukum) yang dapat memunculkan dirinya kembali di alam kasar dengan jasad kosong seperti hantu. Sebab cermin-CP itu adalah keterangan hukum pembalikan ruang pembeda yang benar (ilmu) dan yang salah (pengetahuan, sihir), agar kamu mendapat petunjuk ilmu tinggi yang jadi syarat gelar nabi. Kemudian ketika Musa berhasil menembus cermin-T dengan membuang rasa-jasadnya sehingga jadi suci dari kekotoran rasa-jasad, tubuhnya dihantam-gencet gaya listriklemah pada pusingan ruang 300.000 km/detik, dan Musa memasuki alam lembut tempat tinggal bangsa malaikat yang mengangkatnya jadi rosul Alloh (pemimpin akal utusan Akal). Sebab cermin-T (hukum pembalikan waktu) telah disepakati bangsa malaikat dan para rosul sebelumnya sebagai perjanjian gunung untuk syarat jabatan rosul (pemimpin akal). Dari alam malaikat itu dia bersama bangsa malaikat dapat menyaksikan panorama alam syurga melalui ufuk alamfana (ufuk peristiwa = event horizon) yang berfungsi sebagai layar televisi (Annajm 15).

Ayat 54. Karena tujuan Musa menembus dimensi-dimensi ruang itu untuk mencari Alloh, dia tidak berhenti di alam malaikat, tetapi terus melanjutkan perjalanannya hingga ke ufuk alamfana yang disebut ufuk peristiwa (event horizon). Ternyata ufuk peristiwa yang dari jauh berbentuk layar televisi itu merupakan dinding tenaga cermin-P (hukum keseimbangan rasa-jasad) yang bersifat menolak jasad wujud, sehingga tidak bisa ditembus. Menurut penglihatan Musa, ufuk peristiwa itu berbentuk lubang kosong yang didalamnya terdapat pelita besar (thermonuklir raksasa) yang berkilau seperti bintang (Annuur 35).
Karena alasan itulah, ketika Musa berkata kepada kaumnya: ‘Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak sapi’; yang dimaksudkan Musa ialah: ‘Sesungguhnya jika kamu berhasil membunuh rasa dengan menganiaya dirimu, maka kamu telah menjadikan anak Hukum Akal sebagai anutanmu’. Dengan menganut anak Hukum Akal itu, berarti kamu bertobat kepada Tuhan (Hukum Akal) yang telah menjadikan jasad kamu dari bahan rasa. Sebab menurut amanat Hukum Akal, pertobatan hanya bisa dilakukan dengan membunuh dirimu (membunuh rasa jasadmu) Artinya, membunuh rasa jasad itu lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu. Maka Alloh (Akal) melalui hukumnya akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dia penerima tobat dan penyayang kepada yang meneladani pengorbanan dirinya dengan membuang rasa jasadnya.

Ayat 55. Dari latarbelakang, gejala-tampak, data ilmu, dan simpulan pemimpin tersebut diperoleh rumusan hukumnya sebagai berikut. Para pengikut Musa sangat memahami celupan Musa dalam Taurot yang menggunakan kata sapi betina bagi Hukum Akal anutannya. Karena itu ketika kamu para pengikut Musa berkata: ‘Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Alloh (Akal) dengan terang’. Maksud mereka ialah: ‘Kami tidak akan beriman kepada sapi betina sebagai celupan dari Hukum Akal anutanmu, sebelum kami menyaksikan bukti kebenaran Akal itu dengan jelas’.
Karena itu Musa pun memberi contoh dengan duduk bersemedi memusatkan diri pada akalnya. Ketika pemusatan diri Musa mencapai batas mati rasa pada pusingan ruang 100.000 km/detik, tubuhnya disambar petir (dihantam-gencet gaya elektromagnet) dan menciut jadi sekecil atom, sehingga hilang dari pandangan para pengikutnya di alam kasar, karena telah masuk ke dimensi alam halus dunia unsur. Sedangkan kamu para pengikut setia Musa yang sedang menyaksikan pemusatan diri rosulnya, dapat menyaksikan lenyapnya tubuh Musa dari hadapan mereka, sehingga mereka percaya dan jadi pengikut Musa yang setia.

Ayat 56. Dengan membunuh rasa (nafsu) syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad, berarti dalam pemusatan diri itu jasad kamu benar-benar sudah mati rasa, sehingga ketika dihantam-gencet gaya elektromagnet pada pusingan ruang 100.000 km/detik, kamu tidak merasakan lagi hantamannya. Tetapi hantaman dahsyat itu justru membuat dirimu jadi sadar kembali. Itulah sebabnya Kami anak sapi (perangkat hukum) menyatakan, setelah dihantam-gencet gaya elektromagnet tersebut, Kami bangkitkan (hidupkan) lagi kamu sesudah rasa kamu mati, supaya kamu bersyukur karena tidak jadi mati.

Tanggapan Ma’mun, Soreang, Kab. Bandung, Jawa Barat

Ma’mun: “Tafsir ayat komponen ilmu ini sudah amat jelas. Dengan menunjukkan contoh semedi memusatkan diri pada akalnya sampai hilang dari pandangan mata para pengikutnya, Musa telah memberi bukti bahwa kebenaran akal adalah kebenaran Alloh. Ada dua pertanyaan yang ingin disampaikan.
Pertama. Bagaimana cara memusatkan diri pada akal? Apa harus memusatkan pikiran pada satu titik, misalnya berdo’a agar bisa menghilang?.
Kedua. Berkaitan dengan kepercayaan semua agama bahwa Adam manusia pertama di muka Bumi, sehingga semua manusia Bumi adalah keturunan langsung Adam-Hawa dengan melakukan perkawinan di antara anak-anak kandungnya sendiri. Sedangkan Anda menyatakan, Adam-Hawa bukan manusia pertama tetapi pasangan rosul (pemimpin akal) pertama. Sebab ketika Adam-Hawa turun ke Bumi, di Bumi telah hadir kelompok-kelompok manusia (orang Neanderthal) di setiap benua yang saling tindas-bunuh dalam berebut kekuasan . Pada surat ke MPR-DPR RI Anda menunjukkan bukti dengan perbedaan bermacam bahasa dan warna kulit etnis di setiap benua. Pertanyaan saya, apa ada bukti lain yang lebih kuat selain perbedaan bahasa dan warna kulit?.
Ketiga. Berhubungan dengan kisah pembunuhan pertama di antara putera Adam, yaitu Qobil dan Habil akibat disuruh berkorban (Almaaidah 27-30). Para agamawan menyatakan Qobil mempersembahkan buah-buahan busuk sebagai korbannya, sedangkan Habil mempersembahkan buah-buahan yang bagus. Karena Alloh hanya menerima korban Habil, Qobil meras dengki. Maka dia membunuh Habil. Pertanyaannya, apakah Qobil dan Habil mendengar langsung perkataan Alloh yang menerima korban Habil dan menolak korban Qobil, sehingga timbul kedengkian Qobil? Bukankah Alloh itu tidak berkata-kata dengan manusia seperti dikatakan Asysyuuro 51?.

Jawaban

Sandie: “Pertama. Kalau Anda memusatkan diri pada satu titik, sampai kapanpun tidak akan bisa terpusat, karena titik itu berwujud dan do’a Anda adalah pamrih, sehingga tidak membunuh rasa jasad. Sedangkan akal adalah zathidup tanpa wujud (antirasa-antijasad) atau tidak punya nafsu syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad. Karena itu untuk bisa memusatkan diri pada akal, Anda harus membunuh-mengosongkan-membuang seluruh rasa (keinginan) jasad. Artinya, Anda harus melupakan rasa jasad, sehingga jadi kosong dari segala memori-ingatan kepentingan-keinginan rasa (nafsu syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad), baru akan terpusat pada akal.
Kedua. Kalau semua manusia Bumi keturunan langsung Adam-Hawa, artinya Adam-Hawa mengembangbiakan manusia melalui perkawinan di antara anak-anak kandungnya, cucu-cicitnya sendiri yang sedarah. Ini bertentangan dengan amanat Alloh pada Annisaa 22-23. Padahal semua rosul merumuskan ajarannya dari amanat-amanat Alloh pada lompatan bundel-bundel (quantum leap) di cermin-P, dan amanat Alloh itu mengharamkan perkawinan di antara sesama saudara. Berita yang menyatakan: ‘kecuali di masa yang telah lampau’ = di masa sebelum rosul tampil, dan Adam-Hawa adalah pasangan rosul pembina moral yang pertama, sehingga mustahil akan mengembangbiakan keturunannya di antara anak-anaknya sendiri
Artinya, sebelum Adam-Hawa turun ke Bumi, di Bumi telah hadir bermacam etnis manusia (orang Neanderthal) di setiap benuanya yang suka berbunuh-bunuhan sebagaimana diamati bangsa malaikat dari Syurga (Baqoroh 30), bahwa manusia di Bumi itu makhluk brutal-biadab tidak bermoral. Para penguasanya mengawini perempuan termasuk anak-anak kandungnya sendiri, dan saudara lelakinya mengawini saudara perempuan kandungnya sendiri. Bahkan ketika anak lelakinya menggantikan ayahnya jadi penguasa, dia mengawini ibu kandungnya (salah satu isteri ayahnya) dan saudara-saudara perempuannya sendiri bekas isteri ayahnya.
Bukti tak terbantah adalah hadirnya berbagai etnis, warna kulit, dan bahasa. Kalau semua manusia Bumi keturunan Adam-Hawa langsung, minimal bahasanya harus sama. Karena Adam-Hawa turun ke Bumi sekitar 50.000 tahun silam, maka kalau semuanya keturunan Adam-Hawa langsung, jumlahnya paling banyak juga di zaman sekarang hanya jutaan orang bukan miliaran.
Bukti paling kuat datang dari data ilmu. Penelitian kedokteran menyatakan, setiap keluarga memiliki DNA keturunan sendiri. Kalau seluruh manusia Bumi keturunan darah Adam-Hawa, maka seluruh manusia Bumi harus memiliki DNA yang sama. Dalam kenyataannya, setiap keluarga dan keturunannya memiliki DNA berlainan. Karena DNA mereka berbeda-beda, berarti bukan satu keturunan sedarah.
Ketiga. Ayat-ayat Qur’an itu bahasa puisi yang kebenarannya bukan pada bunyi tertulis tetapi pada intrinsiknya (unsur-unsur pembangun ayatnya = alasan-alasan ilmunya = asbabun nuzulnya). Dari uraian Almaaidah 27-30 ampak jelas, baik nama maupun korban yang diceritakannya adalah karangan para agamawan sendiri. Sebab pada kelompok ayatnya tidak disebutkan siapa nama kedua putera Adam itu. Artinya nama Qobil dan Habil cenderung bersifat celupan, bukan nama sebenarnya.
Dalam kaitannya dengan Annisaa 22-23, menurut tangkapan saya, Qobil adalah putera kandung Adam-Hawa yang dikawinkan dengan anak perempuan Neanderthal buruk rupa, sedangkan Habil adalah anak orang Neanderthal yang dikawinkan dengan anak perempuan kandung Adam-Hawa, sehingga statusnya sebagai putera menantu Adam-Hawa yang taat terhadap ajaran moral peradaban Adam-Hawa, sehingga menjadi pengikut (anak) beriman yang takwa (mematuhi Hukum Akal).
Adam Hawa mengajar anak-anak kandungnya (lelaki-perempuan) yang dikawinkan kepada anak Neanderthal.agar mengorbankan perasaan diri mereka karena punya pasangan (suami-isteri) buruk rupa namun telah beriman kepada ajaran moral mereka, sehingga jadi pengikut (anak). Tapi Qobil tidak terima, sebab dia mencintai adik kandungnya sendiri yang sangat cantik dan oleh orangtuanya dikawinkan kepada Habil. Itulah alasan dasar Qobil membunuh Habil, dan Habil yang telah beriman tidak melawan ketika Qobil membunuhnya untuk merebut adik kandungnya yang jadi isteri Habil.

Senin, 17 Januari 2011

Tafsir Alqur'an Dengan Disiplin Ilmu

Tafsir 2e

Albaqoroh 49-50
Komponen Hukum dari Dimensi Pengetahuan

Ayat 49. Dari latarbelakang (ayat 28-32) diperoleh keterangan. Hasil pengamatan bangsa malaikat melalui kemanunggalan telanjang (naked singularity) ufuk syurga menyatakan. Dari perilaku orang Neanderthal di muka Bumi, nampaknya Tuhan Alloh (Hukum Akal) berencana mengangkat bangsa manusia sebagai pemimpin di alam Fana. Yang mengherankan, para pemimpin itu perilakunya brutal-biadab, tukang merusak dan berbunuhan. Padahal menurut moral malaikat, sesuai dengan watak Pencipta yang pengasih-penyayang, pemimpin harus pengemban amanah bermoral pengasih-penyayang dan suci dari nafsu syahwat-angkara-pamrih-ambisi. Kejanggalan perilaku manusia itu telah menimbulkan kepenasaranan mereka, sehingga bangsa malaikat berencana melakukan tantangan ilmu kepada manusia untuk mengetahui alasan yang sebenarnya.
Dari gejala-tampak (ayat 33-37) diperoleh petunjuk. Ketika bangsa malaikat mengutus Jibril menantang manusia (Adam) yang tinggal di alam kasar syurga, Adam membalasnya dengan menembus alam malaikat, sehingga mereka tahu, rencana Tuhan mengangkat manusia sebagai pemimpin karena ketika akalnya digunakan, potensi moral manusia paling tinggi dari seluruh makhluk ciptaan. Ternyata rencana Tuhan (Hukum) itu berlaku tanpa paksaan, tetapi atas pilihan makhluk sendiri. Rencana itu terjadi akibat Adam-Hawa melanggar hukum karena digelincirkan syetan, sehingga mereka diseret dan dilontarkan Hukum Akal turun ke alam Fana. Itu bukti paling kuat bahwa Alloh dan Tuhan Alloh (sesuai dengan sifat aneh gaya nuklirkuat) membebaskan makhluk memilih langkah hidup sendiri dalam menentukan nasib dirinya.
Penelitian ilmu (ayat 38-43) memberi data. Rosul Muhammad mengambil contoh perilaku brutal-biadab manusia melalui bangsa Israil yang punya buku petunjuk ilmu dari Rosul Musa. Karena kemampuan otak tingginya, ternyata kebanyakan manusia cenderung menolak kebenaran akal dan memilih dua anutan kebenaran, yaitu kebenaran pragmatis agama penyembah mayat untuk menghapus dosa yang memuaskan perasaan (pamrih) dan kebenaran konsistensi politik untuk mengejar kekuasaan-kekayaan yang memuaskan jasad (ambisi), sehingga di sepanjang zaman petunjuk para rosul dalam Taurot-Zabur-Injil-Qur’an selalu diputar-balik menurut kebenaran ego pemimpin agama-politik hasil rekayasa otak para ahli kitabnya (agamawan-politisi pembuat aturan-uu-hukumnya) dalam Exodus-Tripitaka-Weda-Bibble-Hadits yang dinyatakan sebagai keluaran-penjabaran para rosul dari Taurot-Zabur-Injil-Qur’an (sabda suci Alloh) atas petunjuk Alloh langsung.
Simpulan pemimpin (ayat 44-48) menyatakan. Amanat Alloh mengingatkan manusia bahwa akal tinggi adalah nikmat dirinya, dan nikmat itu dianugerahkan kepada manusia, sehingga Alloh melebihkan manusia atas segala bangsa penghuni alam kasar (hewan), alam halus (jin), dan alam lembut (malaikat-setan). Tetapi karena kebenaran akal tinggi itu ditolak agama-politik, manusia jadi bangsa bodoh-kejam yang licik-munafik-dengki-serakah-jahat. Soalnya, agamawan-politisi (ahli kitab, pembuat aturan-uu-hukum) tidak pernah melakukan penelitian terhadap kebenaran hukum-hukum anutannya, sehingga tidak pernah tahu apa hukum-hukum anutannya itu sesuai dengan hukum yang ditetapkan Alloh atau tidak?.
Dari latarbelakang, gejala-tampak, data ilmu, dan simpulan pemimpin tersebut diperoleh rumusan hukumnya sebagai berikut. Karena menolak akal dan ilmu, daya pikir bangsa Israil merosot ke tingkat keledai dungu. Kamu bangsa Israil jadi bangsa bodoh dan lemah karena tidak punya ilmu, sehingga hidup dalam penindasan Fir’aun rajamu kaum liberal yang menganggap dirinya Tuhan dan memiliki pasukan segelar sepapan. Begitulah keadaan kamu bangsa Israil ketika akhirnya Kami (Hukum) mengutus Musa untuk menyelamatkan kamu dari Raja Fir’aun dan pasukan pengikutnya yang kejam.
Raja Fir’aun dan pasukannya hidup dalam kemewahan hasil dari menguras harta kekayaan kamu rakyatnya yang bodoh dan lemah. Mereka menindas kamu bangsa Israil berkepanjangan. Mereka menimpakan kepada kamu yang berani melawan kekuasaannya dengan siksaan yang seberat-beratnya. Mereka menyembelih semua anak-anakmu yang lelaki untuk menghindari kemungkinan adanya revolusi sebagai balas dendam rakyat. Mereka membiarkan hidup semua anak-anakmu yang perempuan untuk memenuhi kepuasan nafsu syahwatnya. Pada situasi demikian terdapat cobaan yang besar dan berat untuk kamu bangsa Israil dari Tuhanmu, karena kerjamu hanya memohon pertolongan dengan menyembah mayat dan menolak anugerah nikmat akal tinggi dari Penciptamu.

Ayat 50. Musa adalah orang ummi (tidak beragama-berpolitik) penganut kebenaran akal. Dia mempelajari alam mencari ilmu dengan tekun untuk menolong penderitaan kamu bangsa Israil dari penindasan Fir’aun. Dia berhasil menembus cermin-CP (hukum pembalikan ruang) gerbangnya ilmu-ilmu tinggi di alam halus. Dia tampil sebagai nabi (ilmuwan penemu) karena menemukan ilmu membelah laut. Ketika perencanaan penyelamatan kamu bangsa Israil telah matang, Kami mengutus Musa jadi rosul agar membelah laut untuk menyelamatkan kamu dari penindasan Fir’aun. Lalu melalui laut yang belah itu, Kami selamatkan pelarian kamu dari kejaran Fir’aun dan pasukannya. Ketika kamu telah selamat sampai di seberang, Kami menyuruh Musa menghentikan penerapan ilmunya untuk menenggelamkan Fir’aun dan pasukannya yang sedang mengejar kamu di tengah lautan yang belah itu. Sementara kamu yang telah berada di daratan seberang dapat menyaksikan.sendiri bagaimana laut yang belah itu menutup kembali dan menelan Fir’aun berikut seluruh pasukannya.


Tanggapan Mahmud, Cimenyan, Kab. Bandung.

Mahmud: “Dua ayat komponen hukum di atas sudah amat jelas. Akibat menolak akal, rakyat Israil di masa Dinasti Fir’aun menjadi bangsa keledai dungu yang bebal dan lemah. Mereka ditindas oleh Fir’aun dan pasukannya berkepanjangan, dan baru bisa diselamatkan oleh Rosul Musa penganut kebenaran akal dengan ilmu tinggi yang dimilikinya yaitu ilmu membelah laut. Karena itu dua pertanyaan yang ingin saya sampaikan bukan terhadap dua ayat di atas, tetapi terhadap kerosulan agama Islam, yaitu Rosul Muhammad
Pertama. Dalam Qur’an, perjalanan ke Sidrotil Muntaha hanya melalui isro’, tetapi para agamawan-ulama Islam menambahnya dengan mi’roj. Pertanyaan saya, apa perbedaan isro’ dengan mi’roj?.
Kedua. Soal Annuur ayat 2 dan 4 yang oleh agamawan-ulama Islam ditafsirkan sebagai hukuman dera bagi pezina, yaitu hukum cambuk seperti yang sekarang diterapkan di Aceh. Tetapi Anda menafsirkan Annuur 2-4 itu sebagai proses penciptaan melalui percepatan pusingan terus meningkat hingga terjadi ledakan besar supernova. Apakah hukum penciptaan itu mengamanatkan hukuman dera cambuk?”.


Jawaban untuk Mahmud

Sandie: “Pertama. Dalam Qur’an, isro’ adalah perjalanan menembus langit dalam kecepatan kilat (bark) atau kecepatan cahaya (300.000 km/detik) dari masjid harom (alam akal suci) ke masjid aqsho (alam akal pemimpin) atau alam kecepatan cahaya (dimensi ruang lembut) tempat tinggal bangsa malaikat. Sedangkan para ulama Islam menafsirkan perjalanan ke Sidrotil Muntaha dari cerita hadits melalui dua tahap. Isro’ ditafsirkan sebagai perjalanan dari masjid harom di Mekah ke masjid aqsho di Palestina, dan mi’roj adalah perjalanan naik ke langit ke-7 (sidrotil muntaha). Padahal waktu Nabi Muhammad melakukan isro’ (sebelum hijrah dan jadi pemimpin di Madinah), masjid aqsho di Palestina belum ada, karena masjid tersebut didirikan penganut agama Islam setelah kekholifahan Madinah dirubah jadi kesultanan (kerajaan) oleh penganut agama Islam Mekah penyembah Ka’bah. Artinya, cerita isro’-mi’roj adalah dongeng bohong khayalan ahli kitab agama Islam Yahudi yang dibuat di masa kesultanan (kekuasaan raja) sekitar 300 tahun setelah Rosul Muhammad wafat, bukan di masa kekholifahan Madinah (yang berakhir setelah Ali bin Abu Tholib dibunuh). Itu bukti amat kuat bahwa hadits dibuat bukan di masa kekholifahan Madinah.
Kedua. Para ahli kitab (agamawan-ulama Islam) menafsirkan Annuur dari bunyi tertulis ayat berdasarkan dongeng hadits yang mengimani Qur’an sebagai sabda suci Alloh, sehingga dongeng hukum cambuk bagi pelaku perzinahan itu tidak ada hubungannya samasekali dengan kandungan isi surat Annuur. Karena yang diambilnya arti wantah yang dangkal, agamawan-ulama Islam tidak pernah tahu bahwa yang dimaksud dengan Annuur (cahaya) ialah gaya nuklirkuat (titik p = Hukum Akal) yang menceritakan proses awal kejadian alam rumusan rosulnya sendiri (Rosul Muhammad) 14 abad silam dalam persamaan gelombang nisbi kaaf-Haa-yaa-ain-shood sebagai rumus penciptaan alam semesta.
Dari urutan simetri naik surat Alanbiyaa (para nabi = ilmuwan penemu = alam halus), Alhajj (haji = pemimpin = malaikat = rosul = alam lembut), Almu’minuun (orang-orang beriman = bangsa akal sebagai katalisator = alam ruh), dan Annuur (cahaya = tenaga atau enerji E = gaya nuklirkuat = cermin-CPT), sudah amat jelas, Annuur (Yaa = E) itu menceritakan proses evolusi penciptaan alam semesta oleh titik p di ruang P3, dimulai dengan membangun katalisator (bangsa akal = dera 80 kali = ruang ke-80) di alam ruh dan hukum-hukum ruangnya (4 saksi = cermin C-CP-T-P, Annuur 4), dengan yang kelima (cermin-CPT = Hukum Akal = titik p) sebagai pemutus perkara pada ruang ke-100 (dera 100 kali, Annuur 2, 7) menghasilkan ledakan besar supernova (awal kelahiran alam semesta).
Itu berarti, surat Annuur bukan dimaksudkan untuk hukuman perzinahan seperti yang diberlakukan di Aceh. Sebab ia merupakan proses evolusi penciptaan semesta alam dimulai dari percampuran (perzinahan) tenaga-tambahan (isteri para zathidup = lelaki) yang mengalir dari Sidrotil Muntaha kepada bahan (isteri Alloh = perempuan), menghasilkan pemadatan bahan melalui deraan (percepatan pusingan) terus meningkat. Amanat dari proses itu bukan hukuman dera cambuk tetapi kewajiban puasa (membunuh-mengosongkan-membuang nafsu syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad). Dengan demikian jelas sekali, surat Annuur (= cahaya, enerji) bukan untuk arti wantah. Itu dapat dibuktikan oleh hadirnya Sidrotil Muntaha (titik p pada ruang P3 seperti dirumuskan aksioma Hausdorff = Annuur 35) yang jadi pusat alam.
Dengan kata lain, jika surat Annuur dibuka tafsirnya dengan menggunakan sunnah Muhammad (pola qisos disiplin ilmu), maka sejak 14 abad silam umat Islam akan sudah mengetahui lengkap bagaimana alam semesta diciptakan Alloh dari jasadnya sendiri dalam hukum evolusi dari awal hingga terbentuk dimensi-dimensi ruang kasar-halus-lembut (masjid-masjid)(Annuur 36), dan terus berevolusi hingga nasib akhirnya.

Tafsir Alqur'an Dengan Disiplin Ilmu

Oleh : Sandie

Albaqoroh 44-48

Tafsir 2d. Komponen Pemimpin dari Dimensi Pengetahuan
Bismillaahir rohmaanir rohim = Dengan nama Alloh yang pengasih penyayang

Ayat 44. Dari latarbelakang (ayat 28-32), gejala-tampak (ayat 33-37), dan data ilmu (ayat 38-43), diperoleh simpulan pemimpin sebagai berikut. Alloh adalah Akal, Tuhan Alloh adalah Hukum Akal, dan ruh sebagai katalisator penciptaannya bangsa akal yang tidak bisa menerima kebenaran-kepercayaan tidak masuk akal. Tetapi mengapa kamu para ahli kitab (agamawan-politisi) menyuruh orang lain (pengikutmu) agar selalu berbuat kebaktian (= ibadat) dengan menzakatkan-menyedekahkan harta-tenaga-ilmu-waktu yang dimilikinya bagi orang lain, sementara kamu sendiri melupakan dirimu karena setiap ceramah-khotbah kerjamu hanya mengumpulkan harta, mengejar kedudukan-kekuasaan, dan menipu rakyat dengan segala cara? Padahal bukankah kamu selalu membaca kitab petunjuk rosul yang menyuruh berbuat kebajikan dalam kebaktian kamu kepada Tuhan? Lalu mengapa kebaktian (= pengabdian) itu kamu robah jadi ritual menyembah mayat? Apa kamu berpikir cukup hanya menggunakan otak yang suka merekayasa kebenaran dan tidak pernah menggunakan moral kasih-sayang akal?.

Ayat 45. Ketahui oleh kamu para ahli kitab (agamawan-politisi). Alloh itu Akal pengasih-penyayang, dan akal kamu yang jadi tali Alloh adalah moral pengasih penyayang, sehingga Tuhan Alloh (Hukum Akal) adalah Hukum Moral kasih-sayang. Karena itu jadikan moral kasih-sayang sebagai landasan sikap sabar hidupmu di lingkungan masyarakat, dan dirikan sholat (tegakkan aturan Hukum Akal) sebagai penolongmu di peradilan hari akibat kelak. Sebab sesungguhnya yang demikian (untuk bermoral pengasih-penyayang dan menegakkan Hukum Akal yang adil) itu pekerjaan amat berat bagi agama-politik pemuas rasa-jasad. Karena hukum rasa-jasad yang kamu anut adalah nafsu syahwat-angkara-pamrih-ambisi yang egois-diskriminatif untuk keuntungan diri-kelompokmu yang memuaskan perasaan. Kecuali bagi orang-orang khusu (yang telah meninggalkan kecintaan terhadap fisik-materi), menegakkan hukum akal dan bersabar itu adalah pekerjaan biasa sehingga tidak terasa berat samasekali.

Ayst 46. Orang-orang khusu itu penganut kebenaran akal, karena mereka mengetahui, Alloh adalah Akal tanpa wujud (antirasa-antijasad) sehingga tidak ada yang bisa disembah pada dirinya. Maka mereka meninggalkan kepercayaan agama menyembah mayat (jasad-benda-patung) yang memuaskan perasaan dan meninggalkan ambisi politik pengejar kekuasaan yang memuaskan jasad. Sebab mereka tahu, tanpa wujud Alloh terjadi karena di awal penciptaan Dia telah mengorbankan jasadnya untuk dijadikan bahan makhluk, sehingga mereka juga berusaha meneladani pengorbanan Alloh dengan puasa (membunuh-mengosongkan-membuang kecintaan terhadap kepentingan rasa syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad) seperti petunjuk rosul dari amanat hukum-hukum ruang (cermin C-CP-T). Mereka menganut kebenaran Akal karena yakin, di hari kiamat akan menghadapi peradilan Hukum Akal yang jadi Tuhannya, dan mereka akan kembali kepadanya.

Ayat 47. Karena alasan itu Muhammad menyampaikan amanat peringatan Alloh. Wahai bangsa Israil penganut kebenaran agama dan politik. Taurot bawaan rosul kamu Musa itu buku petunjuk ilmu. Bukankah ilmu itu hanya bisa dibuka dengan akal? Mengapa kamu justru menganut agama-politik penolak kebenaran akal? Maka Aku mengingatkan kamu akan akal tinggi yang jadi nikmatKu dan telah Aku anugerahkan kepada kamu. Sebab pemilikan akal tinggi itulah Aku telah melebihkan kamu atas segala bangsa, baik penghuni alam kasar (hewan), alam halus (jin), maupun alam lembut (malaikat-setan). Tetapi karena kebenaran akal tinggi itu kamu tolak, maka kamu jadi bangsa lebih biadab dari hewan yang dikenal licik-munafik-dengki-jahat-serakah di mata bangsa-bangsa manusia lainnya.

Ayat 48. Karena menolak kebenaran akal, kamu tidak pernah melakukan penelitian ilmu terhadap kebenaran hukum-hukum anutanmu, sehingga kamu tidak pernah tahu apa hukum-hukum agama-politik anutanmu itu sama dengan hukum Alloh atau tidak? Ketahui olehmu, otak itu media wujud dari akal, dan bukan akal. Buktinya, ketika pada otak kamu timbul pikiran hendak berbuat dusta-salah-buruk-jahat-takadil, akal dalam ruang hatimu selalu memberi peringatan agar mengurungkannya. Tetapi watak rasa yang licik-dengki sering menolak peringatan itu, karena kepentingan jasadmu. Padahal peringatan akal kamu itu sesungguhnya untuk menjaga jasad kamu dari hari peradilan kiamat. Di peradilan itu, tidak seorang pun dapat membela orang lain samasekali (walau sedikit pun). Peradilan itu tidak menerima bantuan do’a dan tebusan apapun dari orang lain atas kesalahan dirinya, dan mereka tidak akan ditolong oleh ritual penyembahan yang setiap hari dilakukannya. Sebab yang diadili dalam peradilan bukan kepatuhan menyembah atau kedudukan-kekayaan, tetapi moral perilaku-perbuatan diri. Hukum bukan makhluk berjasad, tetapi tenaga pengubah ruang sehingga tidak bisa disogok-disuap oleh do’a, harta, atau ritual penyembahan.


Tanggapan Rachmat, Anta Suga, Ma’mun

Rachmat: “Mengomentari tafsir 2b ayat 36-37. Menurut persyaratan Rosul Musa dalam Taurot, penembusan cermin-CP atau perjanjian bukit adalah untuk gelar nabi (ilmuwan penemu). Sedang penembusan cermin-T atau alam lembut tempat tinggal bangsa malaikat adalah perjanjian gunung sebagai syarat untuk jabatan rosul.
Dari uraian Anda tentang penembusan dimensi-dimensi ruang oleh Adam dan Hawa di Syurga menunjukkan, Hawa juga telah menembus cermin-CP dan cermin-T di syurga, sehingga yang jadi rosul bukan hanya Adam tetapi juga Hawa isterinya. Apa pendapat saya ini salah?.

Anta: “Pada tafsir 2b ayat 37 Anda menjelaskan. Untuk bisa turun dari alam syurga ke alam fana hanya ada satu jalan, yaitu melalui lubang putih di ufuk syurga. Saya minta alasan dasarnya”.

Ma’mun: “Pada tafsir 2c ayat 43 Rosul Muhammad mengajak bangsa Israil agar mendirikan sholat (menegakkan hukum) dan menunaikan zakat (melaksanakan tugas hidup pemimpin) sebagai janji fitroh (Alisroo 78 dan Alfatihah 4-5). Karena Alisroo 78 yang oleh para agamawan Islam ditafsirkan dan diimani sebagai waktu-waktu ritual sholat perintah Alloh ternyata janji fitroh, berarti perintah ritual sholat menyembah Rumah Alloh itu tidak ada. Sebab menurut hadits, perintah sholat itu diberikan Alloh waktu isro, dan ditafsirkan ulama dari Alisroo 78. Ada dua pertanyaan yang ingin disampaikan..
Pertama. Apakah ada ayat Qur’an yang menyuruh ritual sholat menyembah Alloh?.
Kedua. Dari mana para ulama Islam mengambil dasar waktu-waktu ritual sholat dan rokaat-rokaatnya yang lima kali sehari-semalam itu? Sebab tanpa ada dasar aturan dari Rosul, tentu waktu-waktu dan jumlah rokaat itu tidak akan ada”.

Jawaban untuk Rachmat

Sandie: “Pendapat Anda benar. Adam-Hawa turun ke Bumi sebagai pasangan rosul pertama. Sebab kalau Hawa tidak berhasil menembus alam malaikat di syurga, dia tidak akan pernah bisa turun ke Bumi. Karena itu sungguh sangat menyesatkan jika para ahli kitab (agamawan) Islam mendoktrin pengikutnya bahwa perempuan diciptakan Alloh dari tulang rusuk lelaki, sehingga kehadirannya sekedar untuk pelengkap hidup lelaki.
Dalam kenyataannya, di kehidupan sehari-hari saja dapat dibuktikan, tidak sedikit kaum perempuan yang jadi pemimpin, sementara kaum lelaki justru jadi bawahan dan jongosnya, bahkan banyak suami yang diberi nafkah oleh isterinya. Ketika tidak diberi duit, suami itu menyiksa isterinya karena punya kekuatan wadag. Lalu di mana letak kelebihan lelaki dari perempuan selain dari kekasaran wataknya yang egois?.
Dalam Qur’an, istilah lelaki dan perempuan memiliki sifat nisbi. Pada jasad wujud bermakna sebenarnya atau satu arti (denotatif, muhkamat), tetapi dalam fungsi dan perilaku bermakna konotatif (mutasyabihat, arti tersembunyi). Sebab menurut Tuhan Alloh, berdasarkan proses evolusi penciptaan, istilah lelaki adalah untuk penganut kebenaran akal meski ujudnya perempuan, sedangkan istilah perempuan adalah untuk penganut kebenaran rasa-jasad meski ujudnya lelaki.

Jawaban untuk Anta Suga

Sandie: “Aksioma kedua ruang Hausdorff menyatakan. Jika P1 dan P2 merupakan tetangga dari titik p yang sama, maka ada tetangga P3 yang di isi oleh P1 dan P2. Aksioma ini menggambarkan ruang semesta, yaitu P1 alam Fana, P2 alam Syurga, dan P3 alam ruh yang dipusatnya terdapat titik p (cermin-CPT = Hukum Akal = Sidrotil Muntaha) atau mesin kerja alam.



Gambaran aksioma ruang Hausdorff di atas memberi petunjuk tegas. Tidak mungkin alam jadi sendiri, tetapi harus diciptakan dengan sadar oleh perencanaan akal matemtis. Artinya, gambaran aksioma ini memustahilkan alam jadi sendiri atau diciptakan dengan kesaktian sihir sim salabim. Sebab pasangan ruang itu merupakan hasil proses evolusi perubahan bentuk mengurut sinambung dari bahan hingga jadi, dan akan terus berevolusi hingga ke akibat, sehingga alam pasti diciptakan oleh Akal dengan ilmu. Dalam menciptakan segala sesuatu, ilmu memerlukan bahan. Karena penelitian ilmu hingga sekarang tidak menemukan Pencipta meski percobaan nuklir sudah sampai pada alam ruh melalui mesin pemercepat zarah (particle accelerator), berarti sekarang Pencipta itu tanpa wujud (antirasa-antijasad). Karena alasan itu, dari hasil penjejakan mundur saya menjelaskan penciptaan sebagai berikut.
Sebelum penciptaan, Pencipta hadir berjasad sendirian tanpa ditemani apapun dan siapapun. Dia berencana menciptakan makhluk sebagai pasangan hidupnya. Untuk itu diperlukan bahan. Karena tidak ada bahan, maka Pencipta membuang-mengorbankan jasadnya untuk dijadikan bahan. Setelah jasadnya dibuang, Dia lenyap tanpa wujud di titik p. Di tempat lenyapnya muncul thermonuklir raksasa yang melangsungkan pembelahan inti berantai sinambung, dan mengalirkan zathidup kepada bahan (Annuur 35).
Ketika para zathidup menumbuk bahan, bahan (rasa) pun menjadi hidup (bergerak dalam pusingan jenuh). Lalu tenaga-aliran (tenaga-tambahan) bawaan para zathidup mencampuri (menzinahi) bahan pusingan jenuh, seperti disyaratkan keluaran Wolfgang Pauli. Maka terjadilah perzinahan (percampuran) tenaga-tambahan (isteri para zathidup = lelaki) dengan bahan (isteri Alloh = perempuan). Percampuran tenaga-tambahan dan bahan melangsungkan proses pemadatan bahan melalui percepatan pusingan terus meningkat hingga ruang ke 100 (Annuur 2). Lalu terjadi ledakan besar supernova (supernova big bang), bukan ledakan besar (big bang) biasa seperti rumusan Allan Guth.
Melalui ledakan besar supernova, bagian kulit bahan menghambur ke atas dan berproses cepat membangun 3-dimensi alam syurga (P2, alif-laam-shood). Bagian hati bahan mengerut runtuh drastis dan lenyap dalam sekejap menjadi lubang hitam, karena menumbuk titik p di pusat alam dan dilontarkan ke ujud tampak, lalu berproses lambat membangun 3-dimensi alam fana (P1, alif-laam-roo). Sedangkan ruang yang ditinggalkan kulit dan hati bahan membangun 1-ruang bayangan cermin (alam ruh) dalam kesatuan khusus 3-dimensi hukum-akal-rasa (P3, alif-laam-miim).
Dari uraian itu jelas sekali, alam ruh atau ruang P3 yang dipusatnya terdapat titik p tidak lain dari bagian ruang P1 dan P2, dan ufuknya atau ufuk peristiwa (event horizon = cermin-P) yang berpusing 2 mc2, baik di alam syurga maupun di alam fana berlaku sebagai layar televisi (Albaqoroh 30 dan Annajm 15) sebagaimana dirumuskan teori sensor langit Roger Penrose, dan dibuktikan bangsa malaikat serta para rosul dari dua alam itu. Tetapi bila didatangi hingga dekat, cermin-P di ufuk Fana berlaku sebagai layar komputer mahacanggih, dibuktikan Rosul Ibrohim dalam percobaan meneliti hukum evolusi dengan menumbukkan DNA burung (Albaqoroh 259-260), oleh Rosul Musa dengan menumbuk cermin-P yang menampilkan 12 hologram zathidup (mata air) bersuku-suku, oleh Rosul Maryam melalui percobaan menciptakan anaknya almasih Isa dengan menumbukkan DNA dirinya pada hologram quark-tampan di cermin-P (Maryam 16-22). Lalu oleh Muhammad dirumuskan sebagai pola qisos hukum penciptaan (Alfatihah 1-7) dan diambil jadi sunnahnya (sunnah Muhammad), yaitu 7 ayat yang dibaca (dijabarkan) berulang-ulang untuk menyusun ayat-ayat Qur’an (Alhijr 87) sebagai rumusan ilmu seluruh nabi (penutup nabi-nabi), baik para nabi yang tampil sebelum dirinya maupun sesudahnya.

Jawaban untuk Ma’mun

Sandie: “Pertama. Dalam Qur’an tidak ada penjelasan sholat = menyembah Alloh apalagi menyembah Rumah Alloh termasuk rokaat-rokaatnya. Kalau Anda membaca ayatnya dan bukan hanya terjemahannya, sejak Alfatihah 4 kata menyembah diterjemahkan ulama dari na’budu. Akibat kesalahan mengartikan na’budu ini, semua agamawan yang akan melakukan ritual sholat menyatakan akan beribadat. Padahal arti na’budu (ibadat) bukan menyembah seperti ditafsirkan agamawan-ulama Islam, tetapi mengabdi. Mengabdi bukan menyembah meminta segala yang diinginkan untuk kepentingan diri sendiri (pamrih), tetapi berbuat (melaksanakan tugas hidup seperti diamanatkan bangsa akal: hanya akan mengabdi kepada Hukum dan minta tolong hanya kepada Akal) dengan menafkahkan harta-tenaga-ilmu-waktu yang dimiliki untuk menolong atau untuk kepentingan orang lain.
Kalau Anda membuka cerita isro’-mi’roj dalam hadits, maka akan tampak jelas bahwa, yang menetapkan ritual sholat menyembah ka’bah untuk agama Islam itu orang Yahudi. Ini diketahui dari pesan Nabi Musa (yang sudah mati) dalam hadits di langit ke-6 ketika Nabi Muhammad hendak pergi ke Sidrotil Muntaha di langit ke-7 untuk bertemu dengan Alloh. Pesan Nabi Musa menyatakan, jika Alloh memberi perintah harus diberitahukan kepadanya untuk dipertimbangkan. Ketika Nabi Muhammad mendapat perintah 50 kali ritual sholat dari Alloh, Nabi Musa menyarankan agar rekes minta dikurangi. Tawar-menawar perintah menyembah itu terjadi sampai Nabi Muhammad harus bolak-balik 9 kali dari tempat Nabi Musa ke Sidrotil Muntaha. Setiap kali rekes dikurangi 5 ritual, sehingga akhirnya tinggal 5 kali ritual menyembah dalam sehari-semalam.
Cerita ini menunjukkan penghinaan orang Yahudi (yang rosulnya Musa) kepada rosul orang Arab (Muhammad) sebagai rosul yang amat bebal, sehingga untuk menerima kewajiban menyembah saja harus atas saran-pertimbangan dari nabi orang Yahudi yang pintar seperti disebutkan pada Albaqoroh ayat 47. Padahal ayat 47 itu disitir Rosul Muhammad dari Taurot sebagai anjuran Rosul Musa kepada bangsa Israil dengan mengganti istilah sapi betina (hukum) jadi sholat, dan dimasukkan dalam Qur’an untuk menggambarkan perilaku bangsa Israil di masa kerosulan Musa sebagai pembangkang petunjuk rosulnya sendiri. Karena mereka tidak mau menyembelih (membunuh) sapi betina tua dan sapi betina muda (hukum agama dan hukum politik), sebab Tuhan Alloh atau Hukum Akal adalah sapi betina pertengahan (netral), dan mereka menolak melaksanakan zakat (tugas hidup pemimpin yang amanah).
Kedua. Sesungguhnya Rosul Muhammad merumuskan aturan sholat siang (hukum lelaki), sholat malam (hukum perempuan), dan sholat pertengahan (hukum netral) dari quantum leap (lompatan bundel-bundel) di cermin-P. Dasarnya diambil dari 12 mata air bersuku-suku (Albaqoroh 60), diuraikan pada aturan kawin-cerai-waris sebagai persamaan gelombang nisbi untuk aturan persatuan-perpecahan-regenerasi. Diterapkan pertama kali pada pembagian harta rampasan perang di medan Badar dan medan Uhud (Ali Imron 161, penjabarannya pada Ali Imron 172).
Sholat siang (dzuhur-asar) adalah aturan hukum lelaki (penganut kebenaran akal), yaitu 8/12. Sholat malam (isya) adalah aturan hukum perempuan (penganut hukum rasa jasad agama-politik), yaitu 4/12. Bila diterapkan dalam rumahtangga ketika terjadi perceraian, lelaki adalah pencari nafkah pengatur urusan sebagai kepala keluarga mendapat 8/12 atau 2/3 bagian harta tanpa melihat jenis kelamin. Perempuan adalah penerima nafkah dan jadi pengurus keluarga mendapat 4/12 atau 1/3 bagian harta tanpa melihat jenis kelamin. Aturan ini tercantum pada Annisaa 11-12.
Bila suami-isteri sama-sama bekerja, yang diberlakukan adalah aturan sholat pertengahan (maghrib-subuh, bukan asar seperti tafsir ulama). Sebab sholat pertengahan (sholat whusta) adalah hukum pembalikan waktu siang ke malam dan malam ke siang. Aturannya diambil dari 2/5 tenaga-tambahan (subuh 2) dan 3/5 bahan (maghrib 3). Bila suami-isteri bercerai, maka yang penghasilannya lebih besar 20 % ke atas, mendapat 3/5 bagian tanpa melihat jenis kelamin. Tetapi bila kelebihan penghasilannya kurang dari 20 % atau sama besar, maka pembagiannya gono-gini. Itulah aturan sholat yang memunculkan rokaat-rokaat. Artinya, aturan sholat itu bukan untuk ritual menyembah (sebagai taklukan), tetapi untuk aturan hukum pemimpin (sebagai pengatur urusan) dalam membagi tugas, harta, dan warisan harta-kerja kepada yang dipimpinnya.
Bagi anggota keluarga yang menerima warisan, tidak ada perbedaan lelaki-perempuan. Sebab mereka bukan yang menafkahi-mengurus keluarga, tetapi yang diatur-diurus, sehingga warisan untuk anak lelaki dan perempuan sama besar.
Bila salah satu pasangan meninggal atau gugur dalam perang, maka sebelum dibagikan kepada pewaris, 2/5 dari bagian harta yang meninggal (1/3 atau 2/3) harus disisihkan untuk membayar hutang yang meninggal jika punya hutang, untuk karib-kerabat, dan untuk pakir-miskin masing-masing 1/3 dari 2/5. Sebab yang 2/5 bagian itu adalah milik akalnya (tenaga-tambahan), bukan milik jasadnya (bahan). Jika yang meninggal tidak punya hutang, maka yang 1/3 dari 2/5 harus diberikan kepada dana perjuangan atau pendidikan masyarakat, karena akal tidak membutuhkan harta-benda

Kamis, 13 Januari 2011

Tafsir Qur'an Dengan Disiplin Ilmu

Oleh : Sandie

Albaqoroh 38-43

Tafsir 2c. Komponen Ilmu dari Dimensi Pengetahuan
Bismillaahir rohmaanir rohiim = Dengan nama Alloh yang pengasih penyayang.

Ayat 38. Ufuk Syurga yang jadi lubang putih itu adalah alam ruh sebagai batas dari lingkaran Rumah Alloh (Hukum Akal = Sidrotil Muntaha) dan berifat menyeret segala yang memasukinya. Ternyata lubang putih itu berlaku seperti pintu bendungan air. Ketika pintu bendungan terbuka (karena didobrak tubuh Adam-Hawa), dia menarik semua air yang terhimpun dimukanya. Ketika lubang putih menyeret Adam dan Hawa, dia juga menyeret dengan kasar semua yang hadir di alam lembut syurga. Saat itulah Kami hukum ruang menyampaikan berita bencana: ‘Turun kamu semua bangsa setan dan bangsa malaikat dari syurga tempat tinggal kalian itu, dan Kami lontarkan kalian semua ke lubang hitam, karena lingkaran pohon teratai telah kalian langgar! Kemudian jika datang petunjuk rosul kepada kalian, siapa saja yang mengikuti petunjuknya, niscaya tidak perlu ada kekhawatiran atas nasibnya di hari akibat. Mereka tidak perlu bersedih hati menjalani hidupnya di alam pengembaraan (lubang hitam) yang berat penuh bencana’.

Ayat 39. Adapun orang-orang kafir (membangkang) terhadap petunjuk rosul (pemimpin akal utusan Akal) dan mendustakan aturan-aturan kami (perangkat hukum akal), pada hari kiamat mereka akan diseret pembalikan ruangwaktu dan nasib dirinya akan dilontarkan Tuhan ke jalur Malik jadi penghuni neraka (alam siksaan) hasil evolusi alam Fana. Mereka yang dilontarkan Hukum ke neraka pada akhir kiamat itu, akan tinggal kekal di dalamnya.

Ayat 40. Karena alasan itu wahai bangsa Israil pemegang Taurot petunjuk Musa! Taurot adalah buku petunjuk ilmu lengkap yang pertama susunan rosul kamu, dan petunjuk ilmu itu hanya bisa dibuka dengan akal yang tidak bisa menerima kebenaran-kepercayaan tidak masuk akal dan tidak adil. Maka kalian harus ingat akan kebenaran akal tinggi yang jadi nikmatku. Akal tinggi itu telah Aku anugerahkan kepada kalian agar dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena itu penuhi janji kalian di alam fitroh kepadaku (Alfatihah 5, Alisroo 78), niscaya Aku juga akan memenuhi janjiku kepada kalian, sehingga kalian akan jadi bangsa beradab yang disegani bangsa lain. Untuk itu, hanya kepada Aku (Hukum Akal) kalian harus takut.

Ayat 41. Setelah menurunkan wahyu Taurot sebagai petunjuk ilmu kepada Musa, Aku (Akal) menurunkan wahyu Zabur sebagai petunjuk ilmu-teknologi kepada Daud. Lalu Kuturunkan wahyu Injil sebagai petunjuk ilmu-teknologi-hukum penciptaan kepada Maryam. Terakhir kuturunkan wahyu Qur’an berupa buku petunjuk kosmologi penciptaan (ilmu asal kejadian segala sesuatu) kepada Muhammad sebagai buku bayangan cermin dari Taurot-Zabur-Injil. Maka berimanlah kalian kepada Qur’an yang telah kuturunkan kepada Muhammad. Sebab Qur’an itu buku sempurna petunjuk moral ilmu-teknologi-hukum yang membenarkan petunjuk Taurot-Zabur-Injil yang ada pada kalian, tetapi telah disembunyikan dengan sengaja oleh para pemimpin agama-politik kalian sendiri, karena mereka ingin merebut legitimasi Alloh atas manusia.
Karena itu, kalian jangan jadi orang pertama yang kafir kepada petunjuk Qur’an. Sebab Qur’an itu berisi rumusan moral ilmu-teknologi-hukum temuan seluruh nabi (penutup nabi-nabi). Maka kalian jangan menukar kebenaran amanat-amanatku (ayat-ayatku) dengan dongeng sihir hadits yang berharga rendah. Sebab Aku (Akal) tidak bisa menerima kebenaran-kepercayaan dongeng sihir exodus-bibble-hadits yang diskriminatif dan tidak masuk akal. Maka hanya kepada Hukum Akal kalian harus takwa (patuh).

Ayat 42. Dari latarbelakang, gejala-tampak, data ilmu, dan simpulan pemimpin, diperoleh rumusan hukumnya sebagai berikut. Qur’an susunan Muhammad adalah buku petunjuk kosmologi, yang didalamnya berisi petunjuk ajaran semua rosul dalam Taurot-Zabur-Injil. Qur’an bukan kitab suci sabda Alloh yang oleh para agamawan Islam tidak boleh diakalkan, karena isinya adalah moral ilmu-teknologi-hukum rumusan Muhammad dari temuan seluruh nabi (penutup nabi-nabi). Karena itu kamu jangan membaurkan moral Qur’an yang hak dengan dongeng jangjawokan sihir hadits yang batil. Kalian para agamawan-politisi Islam jangan menyembunyikan ajaran Qur’an yang hak itu dengan ajaran sihir hadits, padahal kalian sendiri tahu Muhammad berulangkali menyuruh para sahabatnya agar menghapus hadits dan melarang menuliskan-mengumpulkan-menganut hadits dengan ancaman neraka (pengantar Qur’an Depag RI halaman 114)..

Ayat 43. Karena itu wahai bangsa Israil penganut kebenaran politik, dirikan sholat (tegakkan aturan hukum akal) yang adil tanpa diskriminatif, tunaikan zakat (laksanakan tugas hidup kalian) untuk menyelamatkan-mencerdaskan-memajukan-memakmurkan hidup masyarakat tanpa pamrih-ambisi, dan ruku (tunduk) bersama orang-orang (kaum moralis dan para ilmuwan) yang tunduk kepada Hukum Akal yang ditetapkan Alloh.

Tanggapan Mahmud, Hilman, Ma’mun, Anta Suga, Rachmat

Mahmud: “Pada ayat 33 Anda menafsirkan penyebutan nama-nama benda merupakan pertandingan ilmu yang membuat malaikat merasa kalah. Saya minta Anda menjelaskan contoh ilmunya.
Hilman: “Pada ayat 33 dan 34 Anda menyatakan Adam menjelaskan cara penembusan dimensi-dimensi ruang yang oleh bangsa malaikat dinilai sebagai pekerjaan amat sulit. Bisakah Anda menjelaskan alasannya?
Rachmat: “Pada ayat 4l Anda mengatakan wahyu Injil sebagai petunjuk ilmu-teknologi-hukum penciptaan diturunkan kepada Maryam, padahal semua agama menyatakan Injil itu diturunkan kepada Almasih Isa. Bagaimana Anda menjelaskan alasannya?.
Anta Suga: Pada ayat 41 Anda juga menyatakan bahwa penutup nabi-nabi adalah perumus moral ilmu-teknologi-hukum seluruh nabi. Sedangkan semua agamawan Islam meyakini penutup nabi-nabi artinya nabi terakhir, sehingga Rosul Muhammad dinyatakan nabi terakhir. Karena itu aliran Ahmadiyah yang menganut ajaran Nabi Gulam Ahmad orang Pakistan dinyatakan sebagai aliran sesat. Tolong berikan alasan penguatnya?.
Ma’mun: Perintah mendirikan sholat dan menunaikan zakat mulai muncul pada ayat 43. Kebanyakan agamawan Islam meyakini arti mendirikan sholat adalah perintah Alloh untuk melakukan ritual menyembah Rumah Alloh (Ka’bah). Sedangkan tunaikan zakat adalah kewajiban penganut agama Islam membayarkan 2,5 % hartanya tiap tahun, dan zakat fitrah adalah membayar 2,5 kg beras sehabis puasa Romadhon. Sementara tafsir Anda mendirikan sholat adalah menegakkan hukum, dan menunaikan zakat adalah melaksanakan tugas hidup. Saya minta Anda menerangkan alasannya dengan jelas.

Jawaban untuk Mahmud

Sandie : “Contoh sederhana adalah tentang perputaran benda-benda langit pada orbitnya dan berpusing pada porosnya. Bulan (satelit) mengitari Bumi (planet), Bumi dan planet-planet lainnya termasuk komet-asteroid mengitari Matahari (bintang).
Satelit mengitari planet karena perbedaan besar massa. Massa Bulan 1/6 kali massa Bumi, sehingga Bulan harus tunduk pada kekuatan gravitasi Bumi yang lebih besar. Agar tidak tertarik jatuh ke Bumi, Bulan bergerak mengitari Bumi. Hasilnya, menurut penglihatan dari Bumi, Bulan selalu berubah-ubah bentuk dari sabit ke sebelah ke purnama, kembali ke sebelah ke sabit lagi.
Perubahan bentuk Bulan itu terjadi, karena Bulan tidak punya sumber cahaya sendiri. Cahaya Bulan adalah pantulan dari sinar Matahari. Demikian pula, semua planet-satelit-asteroid-komet mengitari Matahari, karena gravitasi Matahari sangat besar. Matahari dikatakan bersinar, karena sinar itu datang dari tungku nulkir di dalam hati bintang sendiri. Itulah kira-kira nama-nama benda langit dengan salah satu di antara alasan ilmunya yang diceritakan Adam kepada bangsa malaikat”.

Jawaban untuk Hilman

Sandie: “Ketika malaikat Jibril melakukan penembusan dimensi-dimensi ruang dari alam lembut ke alam kasar, dia melakukannya dengan kekuatan wadag, mengerem kecepatan gerakannya pada setiap peralihan dimensi ruang. Sama seperti orang yang tinggal di alam lari cepat, dia harus mengerem kecepatan gerakannya hingga lari lambat, lalu berjalan, dan kemudian berhenti di Bumi (Annajm 7-10). Jibril tidak bisa tinggal lama di Bumi, karena dia harus mengerahkan kekuatannya bertahan dari gerakan alaminya yang secepat cahaya. Jika terlalu lama, dia akan meledak dan kembali ke alamnya sendiri. Karena itu dongeng hadits yang menceritakan para malaikat sering muncul-melata di muka Bumi dan berurusan dengan manusia adalah dongeng bohong besar. Artinya, tidak ada malaikat yang mampu muncul di Bumi selain Jibril yang sangat kuat dan cerdas. Kemunculannya di Bumi juga tidak bisa bertahan lama.
Untuk menembus dimensi ruang lembut (alam malaikat), Adam = orang lumpuh. Dia harus melewati 3-cermin (3 tingkat kemampuan). Pertama cermin-C (hukum penolak muatan = penolak jasad kasar) yang hanya bisa ditembus dengan membunuh rasa syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad. Kedua cermin-CP (hukum pembalikan ruang) yang hanya bisa ditembus dengan mengosongkan rasa-jasad. Ketiga cermin-T (hukum pembalikan waktu) yang hanya bisa ditembus dengan membuang rasa-jasad. Itu berarti, hukum-hukum ruang mengandung amanat-amanat Alloh yang menyuruh manusia berpuasa (membunuh-mengosongkan-membuang rasa/nafsu syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad) yang teramat sulit dilakukan makhluk berjasad karena jasad manusia hanya bisa hidup dengan makan-minum. Amanat-amanat inilah yang ditetapkan semua rosul sebagai kewajiban puasa rasa-jasad. Itu penembusan dimensi-dimensi ruang yang diceritakan Adam kepada bangsa malaikat.
Cara penembusan dimensi-dimensi itu perbandingannya seperti orang berkaki lumpuh yang harus bisa berjalan, lalu berlari, kemudian berlari cepat yang nilainya tiga kali lipat dari yang dilakukan Jibril.

Jawaban untuk Rachmat

Sandie: Maryam itu anak gadis piatu yang dipelihara Zakariya pamannya dengan terpaksa karena kalah dalam pertandingan memanah dari saudara-saudaranya. Pertandingan memanah adalah syarat untuk memelihara Maryam. Berkat didikan ibunya yang menganut kebenaran akal, dalam pingitan Zakariya di kamar terasing (mihrob), Maryam banyak melakukan semedi memusatkan diri pada akalnya, sehingga berhasil menembus dimensi-dimensi ruang halus-lembut. Hasil penelitian akalnya terhadap dimensi-dimensi ruang (makanan akal) itu adalah rizki akal (ilmu dan hukum-hukum ruang) yang ditemukannya. Setiap ilmu dan hukum yang ditemukannya dicatat Maryam sebagai rizki dari Alloh (Akal). Catatan Maryam itulah yang jadi cikal bakal Injil, yang selalu dilihat Zakariya setiap dia menengok Maryam di mihrobnya (Ali Imron 37).
Keberhasilan Maryam menembus dimensi-dimensi ruang hingga ke ufuknya untuk melakukan percobaan ilmu membuat Almasih Isa, dikemukakan Rosul Muhammad pada Ali Imron 42 dengan penjelasan berikut: Dan ini peringatan Akal kepada manusia (agamawan) yang merendahkan perempuan ketika hukum (malaikat) memutuskan: ‘Hai Maryam, sesungguhnya ketika kamu berhasil mengosongkan jasad dan memasuki cermin-CP, Alloh telah memilih kamu menjadi nabi. Ketika kamu berhasil menembus cermin-T dengan membuang rasa-jasad, Alloh telah menyucikan diri kamu dan mengangkat kamu jadi rosul. Ketika kamu melakukan percobaan ilmu menciptakan Almasih Isa di cermin-P, Alloh melebihkan kamu atas segala pria dan wanita di dunia’.
Catatan Injil itulah yang selalu dibaca Zakariya setiap kali dia menengok Maryam di mihrobnya, membuat dia amat terkejut dan terpesona. Karena itu dia berdo’a kepada Tuhan agar diberi anak keturunan sendiri yang akan dididik sebagai penganut kebenaran akal seperti Maryam (ayat 38).

Jawaban untuk Anta Suga

Sandie: “Dari uraian-uraian terdahulu dapat diketahui jelas. Untuk jadi nabi, orang harus menembus cermin-CP (hukum pembalikan ruang) yang oleh Rosul Musa disebut perjanjian bukit sebagai persyaratan gelar nabi (ilmuwn penemu). Kepastian bahwa nabi adalah ilmuwan penemu disebutkan dalam Maryam 30 yang menyatakan Isa adalah seorang nabi sejak lahir karena menemukan bahasa Ibunya sehingga bisa berbicara sejak lahir:
‘Dia (Isa) berkata: ‘Sesungguhnya aku ini hamba Alloh. Dia (Ibuku Maryam) memberiku kitab Injil (ilmu-teknologi-hukum), dan dia (Ibuku Maryam) menjadikan aku seorang nabi dengan melakukan rekayasa genetika pada hati dan otakku, membuat aku menemukan bahasa Ibuku, sehingga aku dapat bicara sejak lahir’.
Untuk menjadi rosul, Rosul Musa mensyaratkan perjanjian gunung, yaitu menembus cermin-T (hukum pembalikan waktu) yang teramat sulit, jauh lebih sulit dari syarat gelar nabi. Albaqoroh 59 memberitahu bahwa tidak sedikit dari nabi yang gagal bahkan mati ketika berusaha menembus cermin-T karena tidak tahu caranya. Artinya, seorang nabi belum tentu rosul, tetapi rosul pasti seorang nabi, sehingga kata penutup nabi-nabi yang diartikan nabi terakhir sangat tidak tepat dan tidak masuk akal, mengingat hingga sekarang ilmuwan penemu (nabi) itu terus bermunculan. Dengan kata lain, lebih rasional jika dinyatakan sebagai rosul penutup, meski masih bisa disangkal dengan ayat yang menyatakan, rosul itu turun di setiap bangsa untuk memberi peringatan kepada bangsanya dengan bahasa yang dimengerti oleh bangsanya masing-masing.
Selain itu, alasan agamawan-ulama Islam yang menyatakan Muhammad nabi terakhir bertentangan dengan Ali Imron 146 yang menceritakan perang Uhud di masa Rosul Muhammad ketika masih hidup: ‘Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama mereka sejumlah besar pengikutnya (pengikut Muhammad) yang takwa...’. Ayat ini secara langsung menyatakan, di masa hidup Rosul Muhammad sendiri sudah banyak pengikutnya yang jadi nabi, sehingga Rosul Muhammad bukan nabi terakhir.
Karena itu tuduhan MUI terhadap Ahmadiyah sebagai aliran sesat karena menganut Nabi Gulam Ahmad adalah rekayasa politik bangsa Arab yang menolak nabi dari bangsa lain, takut penganut agama Arab kehilangan atau berkurang penganutnya.

Jawaban untuk Ma’mun

Sandi: “Agamawan Islam itu telah menyempitkan bahkan mendangkalkan arti falsafah peradabannya (Rukun Islam) sendiri. Padahal mereka sendiri menyatakan, Islam adalah rohmatan lil alamin (rahmat atau berkah bagi seluruh alam), bukan hanya untuk sekelompok manusia penghuni Bumi sebagai satu butir debunya alamfana. Sebab selain manusia, Islam itu jadi anutan bangsa Jin yang tinggal di alam halus dan bangsa malaikat yang tinggal di alam lembut dalam kecepatan cahaya (sehingga seluruh alamfana yang bergerak dalam kecepatan cahaya dihuni oleh bangsa malaikat).
Para ahli kitab (agamawan-politisi) Islam menyatakan. Rukun Islam itu adalah perintah Alloh, yaitu:
1). Syahadat adalah pengakuan diri beriman kepada Alloh dan kepada Rosul Muhammad sebagai utusan Alloh.
2). Sholat adalah perintah Alloh untuk menyembah dirinya, lima kali sehari yaitu dzuhur, asar, maghrib, isya, dan subuh. Ditafsirkan dari Alisroo 78, padahal ayat ini rumusan Rosul Muhammad sebagai janji fitroh (bacaan subuh) bangsa akal dan bangsa rasa (Alfatihah 4-5).
3). Zakat adalah kewajiban mengeluarkan harta 2,5 % setahun untuk tabungan hidup di syurga, dan zakat fitrah adalah kewajiban mengeluarkan 2,5 kg beras/makanan yang dimakan pada akhir puasa romadhon untuk menyucikan diri.
4). Puasa wajib bulan romadhon sebulan penuh untuk menyucikan dosa setahun.
5). Haji-umroh adalah upacara undangan Alloh untuk menghapus seluruh dosa, dan yang telah melakukan upacara keadaan dirinya tanpa dosa seperti bayi baru lahir.
Sebuah ajaran yang benar-benar sangat memuaskan perasaan. Bahkan kemudian ada tambahan, orang yang sudah mati dapat dihajikan dengan membayar sejumlah uang agar dosanya hapus. Sekarang silahkan bandingkan dengan Rukun Islam rumusan Rosul Muhammad dari lompatan bundel-bundel di cermin-P: belakang-ke-depan (syahadat membangun sholat), sisi-ke-sisi (zakat membangun puasa), dan naik-ke-turun (haji membangun umroh). Berikut uraiannya.
1. Syahadat (bundel belakang) adalah moral kasih-sayang, sebagai janji pengabdian manusia akan meneladani moral pengasih-penyayang Akal (Alloh) yang menciptakan alam semesta.
2. Sholat (bundel depan) adalah Hukum Moral atau Hukum Akal yang mengatur-mengendalikan alam semesta, sebagai janji pengabdian manusia akan menganutnya dan menegakkannya dalam kehidupan bermasyarakat di mana pun dia berada.
3. Zakat (bundel sisi) adalah tugas bangsa akal yang jadi katalisator penciptaan, sebagai janji pengabdian manusia akan melaksanakan tugas hidup menyelamatkan-mencerdaskan-memajukan-memakmurkan hidup masyarakat dengan harta-tenaga-ilmu-waktu yang dimilikinya tanpa pamrih-ambisi.
4. Puasa (bundel sisi) adalah kewajiban bangsa rasa, sebagai janji manusia akan membunuh-mengosongkan-membuang rasa (nafsu) syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad.
5. Haji (bundel naik) adalah kewajiban pemimpin yang diangkat rakyat, sebagai janji pemimpin akan menganut Hukum Akal (wukuf berfikir di Arofah), mencari berbagai ilmu andal di alam halus dunia unsur (memunguti batu-batu tengah malam di Muzdalifah), untuk bekal tugas menumpas segala kejahatan setan (melempari jumroh dengan batu-batu itu di bukit Aqobah Mina). Umroh (bundel turun) adalah sumpah tugas pemimpin, sebagai janji akan tunduk-patuh kepada Hukum Akal (tawaf mengitari Ka’bah), akan menyelamatkan-mencerdaskan-memajukan-memakmurkan hidup rakyat dengan harta-tenaga-ilmu-waktu yang dimilikinya (sa’i, lari bolak-balik antara bukit Shofa dan Marwa) tanpa ambisi (mencukur rambut kepala hingga gundul = membuang ego pemimpin), dan akan menumpas segala kejahatan setan (melempari jumroh di bukit Aqobah Mina) tanpa pamrih (menyembelih hewan qurban = membunuh kecintaan terhadap fisik-materi).
Haji-umroh simpulan dari syahadat-sholat-zakat-puasa. Haji-umroh adalah upacara simbolik dari janji-sumpah jabatan pemimpin sebagai penjabaran dari Almu’minuun 8. Artinya, Rukun Islam dirumuskan Rosul Muhammad dari amanat-amanat Alloh dan janji fitroh manusia sebagai pemimpin. Siapa yang menganut Rukun Islam tidak sesuai dengan yang dirumuskan Rosul Muhammad di atas, berarti mendustai ajaran Rosul, dan ancamannya adalah Neraka. Karena setelah mengimani amanat dan janji itu, jika tidak dilaksanakan dalam perjalanan hidupnya, berarti dia terus menumpuk dosa amanat dan janji diri hingga kematian jasadnya. Apalagi para agamawannya yang melalui ceramahnya telah mengubah pengabdian rumusan Rosul itu jadi ritual penyembahan menghapus dosa.