Senin, 17 Januari 2011

Tafsir Alqur'an Dengan Disiplin Ilmu

Tafsir 2e

Albaqoroh 49-50
Komponen Hukum dari Dimensi Pengetahuan

Ayat 49. Dari latarbelakang (ayat 28-32) diperoleh keterangan. Hasil pengamatan bangsa malaikat melalui kemanunggalan telanjang (naked singularity) ufuk syurga menyatakan. Dari perilaku orang Neanderthal di muka Bumi, nampaknya Tuhan Alloh (Hukum Akal) berencana mengangkat bangsa manusia sebagai pemimpin di alam Fana. Yang mengherankan, para pemimpin itu perilakunya brutal-biadab, tukang merusak dan berbunuhan. Padahal menurut moral malaikat, sesuai dengan watak Pencipta yang pengasih-penyayang, pemimpin harus pengemban amanah bermoral pengasih-penyayang dan suci dari nafsu syahwat-angkara-pamrih-ambisi. Kejanggalan perilaku manusia itu telah menimbulkan kepenasaranan mereka, sehingga bangsa malaikat berencana melakukan tantangan ilmu kepada manusia untuk mengetahui alasan yang sebenarnya.
Dari gejala-tampak (ayat 33-37) diperoleh petunjuk. Ketika bangsa malaikat mengutus Jibril menantang manusia (Adam) yang tinggal di alam kasar syurga, Adam membalasnya dengan menembus alam malaikat, sehingga mereka tahu, rencana Tuhan mengangkat manusia sebagai pemimpin karena ketika akalnya digunakan, potensi moral manusia paling tinggi dari seluruh makhluk ciptaan. Ternyata rencana Tuhan (Hukum) itu berlaku tanpa paksaan, tetapi atas pilihan makhluk sendiri. Rencana itu terjadi akibat Adam-Hawa melanggar hukum karena digelincirkan syetan, sehingga mereka diseret dan dilontarkan Hukum Akal turun ke alam Fana. Itu bukti paling kuat bahwa Alloh dan Tuhan Alloh (sesuai dengan sifat aneh gaya nuklirkuat) membebaskan makhluk memilih langkah hidup sendiri dalam menentukan nasib dirinya.
Penelitian ilmu (ayat 38-43) memberi data. Rosul Muhammad mengambil contoh perilaku brutal-biadab manusia melalui bangsa Israil yang punya buku petunjuk ilmu dari Rosul Musa. Karena kemampuan otak tingginya, ternyata kebanyakan manusia cenderung menolak kebenaran akal dan memilih dua anutan kebenaran, yaitu kebenaran pragmatis agama penyembah mayat untuk menghapus dosa yang memuaskan perasaan (pamrih) dan kebenaran konsistensi politik untuk mengejar kekuasaan-kekayaan yang memuaskan jasad (ambisi), sehingga di sepanjang zaman petunjuk para rosul dalam Taurot-Zabur-Injil-Qur’an selalu diputar-balik menurut kebenaran ego pemimpin agama-politik hasil rekayasa otak para ahli kitabnya (agamawan-politisi pembuat aturan-uu-hukumnya) dalam Exodus-Tripitaka-Weda-Bibble-Hadits yang dinyatakan sebagai keluaran-penjabaran para rosul dari Taurot-Zabur-Injil-Qur’an (sabda suci Alloh) atas petunjuk Alloh langsung.
Simpulan pemimpin (ayat 44-48) menyatakan. Amanat Alloh mengingatkan manusia bahwa akal tinggi adalah nikmat dirinya, dan nikmat itu dianugerahkan kepada manusia, sehingga Alloh melebihkan manusia atas segala bangsa penghuni alam kasar (hewan), alam halus (jin), dan alam lembut (malaikat-setan). Tetapi karena kebenaran akal tinggi itu ditolak agama-politik, manusia jadi bangsa bodoh-kejam yang licik-munafik-dengki-serakah-jahat. Soalnya, agamawan-politisi (ahli kitab, pembuat aturan-uu-hukum) tidak pernah melakukan penelitian terhadap kebenaran hukum-hukum anutannya, sehingga tidak pernah tahu apa hukum-hukum anutannya itu sesuai dengan hukum yang ditetapkan Alloh atau tidak?.
Dari latarbelakang, gejala-tampak, data ilmu, dan simpulan pemimpin tersebut diperoleh rumusan hukumnya sebagai berikut. Karena menolak akal dan ilmu, daya pikir bangsa Israil merosot ke tingkat keledai dungu. Kamu bangsa Israil jadi bangsa bodoh dan lemah karena tidak punya ilmu, sehingga hidup dalam penindasan Fir’aun rajamu kaum liberal yang menganggap dirinya Tuhan dan memiliki pasukan segelar sepapan. Begitulah keadaan kamu bangsa Israil ketika akhirnya Kami (Hukum) mengutus Musa untuk menyelamatkan kamu dari Raja Fir’aun dan pasukan pengikutnya yang kejam.
Raja Fir’aun dan pasukannya hidup dalam kemewahan hasil dari menguras harta kekayaan kamu rakyatnya yang bodoh dan lemah. Mereka menindas kamu bangsa Israil berkepanjangan. Mereka menimpakan kepada kamu yang berani melawan kekuasaannya dengan siksaan yang seberat-beratnya. Mereka menyembelih semua anak-anakmu yang lelaki untuk menghindari kemungkinan adanya revolusi sebagai balas dendam rakyat. Mereka membiarkan hidup semua anak-anakmu yang perempuan untuk memenuhi kepuasan nafsu syahwatnya. Pada situasi demikian terdapat cobaan yang besar dan berat untuk kamu bangsa Israil dari Tuhanmu, karena kerjamu hanya memohon pertolongan dengan menyembah mayat dan menolak anugerah nikmat akal tinggi dari Penciptamu.

Ayat 50. Musa adalah orang ummi (tidak beragama-berpolitik) penganut kebenaran akal. Dia mempelajari alam mencari ilmu dengan tekun untuk menolong penderitaan kamu bangsa Israil dari penindasan Fir’aun. Dia berhasil menembus cermin-CP (hukum pembalikan ruang) gerbangnya ilmu-ilmu tinggi di alam halus. Dia tampil sebagai nabi (ilmuwan penemu) karena menemukan ilmu membelah laut. Ketika perencanaan penyelamatan kamu bangsa Israil telah matang, Kami mengutus Musa jadi rosul agar membelah laut untuk menyelamatkan kamu dari penindasan Fir’aun. Lalu melalui laut yang belah itu, Kami selamatkan pelarian kamu dari kejaran Fir’aun dan pasukannya. Ketika kamu telah selamat sampai di seberang, Kami menyuruh Musa menghentikan penerapan ilmunya untuk menenggelamkan Fir’aun dan pasukannya yang sedang mengejar kamu di tengah lautan yang belah itu. Sementara kamu yang telah berada di daratan seberang dapat menyaksikan.sendiri bagaimana laut yang belah itu menutup kembali dan menelan Fir’aun berikut seluruh pasukannya.


Tanggapan Mahmud, Cimenyan, Kab. Bandung.

Mahmud: “Dua ayat komponen hukum di atas sudah amat jelas. Akibat menolak akal, rakyat Israil di masa Dinasti Fir’aun menjadi bangsa keledai dungu yang bebal dan lemah. Mereka ditindas oleh Fir’aun dan pasukannya berkepanjangan, dan baru bisa diselamatkan oleh Rosul Musa penganut kebenaran akal dengan ilmu tinggi yang dimilikinya yaitu ilmu membelah laut. Karena itu dua pertanyaan yang ingin saya sampaikan bukan terhadap dua ayat di atas, tetapi terhadap kerosulan agama Islam, yaitu Rosul Muhammad
Pertama. Dalam Qur’an, perjalanan ke Sidrotil Muntaha hanya melalui isro’, tetapi para agamawan-ulama Islam menambahnya dengan mi’roj. Pertanyaan saya, apa perbedaan isro’ dengan mi’roj?.
Kedua. Soal Annuur ayat 2 dan 4 yang oleh agamawan-ulama Islam ditafsirkan sebagai hukuman dera bagi pezina, yaitu hukum cambuk seperti yang sekarang diterapkan di Aceh. Tetapi Anda menafsirkan Annuur 2-4 itu sebagai proses penciptaan melalui percepatan pusingan terus meningkat hingga terjadi ledakan besar supernova. Apakah hukum penciptaan itu mengamanatkan hukuman dera cambuk?”.


Jawaban untuk Mahmud

Sandie: “Pertama. Dalam Qur’an, isro’ adalah perjalanan menembus langit dalam kecepatan kilat (bark) atau kecepatan cahaya (300.000 km/detik) dari masjid harom (alam akal suci) ke masjid aqsho (alam akal pemimpin) atau alam kecepatan cahaya (dimensi ruang lembut) tempat tinggal bangsa malaikat. Sedangkan para ulama Islam menafsirkan perjalanan ke Sidrotil Muntaha dari cerita hadits melalui dua tahap. Isro’ ditafsirkan sebagai perjalanan dari masjid harom di Mekah ke masjid aqsho di Palestina, dan mi’roj adalah perjalanan naik ke langit ke-7 (sidrotil muntaha). Padahal waktu Nabi Muhammad melakukan isro’ (sebelum hijrah dan jadi pemimpin di Madinah), masjid aqsho di Palestina belum ada, karena masjid tersebut didirikan penganut agama Islam setelah kekholifahan Madinah dirubah jadi kesultanan (kerajaan) oleh penganut agama Islam Mekah penyembah Ka’bah. Artinya, cerita isro’-mi’roj adalah dongeng bohong khayalan ahli kitab agama Islam Yahudi yang dibuat di masa kesultanan (kekuasaan raja) sekitar 300 tahun setelah Rosul Muhammad wafat, bukan di masa kekholifahan Madinah (yang berakhir setelah Ali bin Abu Tholib dibunuh). Itu bukti amat kuat bahwa hadits dibuat bukan di masa kekholifahan Madinah.
Kedua. Para ahli kitab (agamawan-ulama Islam) menafsirkan Annuur dari bunyi tertulis ayat berdasarkan dongeng hadits yang mengimani Qur’an sebagai sabda suci Alloh, sehingga dongeng hukum cambuk bagi pelaku perzinahan itu tidak ada hubungannya samasekali dengan kandungan isi surat Annuur. Karena yang diambilnya arti wantah yang dangkal, agamawan-ulama Islam tidak pernah tahu bahwa yang dimaksud dengan Annuur (cahaya) ialah gaya nuklirkuat (titik p = Hukum Akal) yang menceritakan proses awal kejadian alam rumusan rosulnya sendiri (Rosul Muhammad) 14 abad silam dalam persamaan gelombang nisbi kaaf-Haa-yaa-ain-shood sebagai rumus penciptaan alam semesta.
Dari urutan simetri naik surat Alanbiyaa (para nabi = ilmuwan penemu = alam halus), Alhajj (haji = pemimpin = malaikat = rosul = alam lembut), Almu’minuun (orang-orang beriman = bangsa akal sebagai katalisator = alam ruh), dan Annuur (cahaya = tenaga atau enerji E = gaya nuklirkuat = cermin-CPT), sudah amat jelas, Annuur (Yaa = E) itu menceritakan proses evolusi penciptaan alam semesta oleh titik p di ruang P3, dimulai dengan membangun katalisator (bangsa akal = dera 80 kali = ruang ke-80) di alam ruh dan hukum-hukum ruangnya (4 saksi = cermin C-CP-T-P, Annuur 4), dengan yang kelima (cermin-CPT = Hukum Akal = titik p) sebagai pemutus perkara pada ruang ke-100 (dera 100 kali, Annuur 2, 7) menghasilkan ledakan besar supernova (awal kelahiran alam semesta).
Itu berarti, surat Annuur bukan dimaksudkan untuk hukuman perzinahan seperti yang diberlakukan di Aceh. Sebab ia merupakan proses evolusi penciptaan semesta alam dimulai dari percampuran (perzinahan) tenaga-tambahan (isteri para zathidup = lelaki) yang mengalir dari Sidrotil Muntaha kepada bahan (isteri Alloh = perempuan), menghasilkan pemadatan bahan melalui deraan (percepatan pusingan) terus meningkat. Amanat dari proses itu bukan hukuman dera cambuk tetapi kewajiban puasa (membunuh-mengosongkan-membuang nafsu syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad). Dengan demikian jelas sekali, surat Annuur (= cahaya, enerji) bukan untuk arti wantah. Itu dapat dibuktikan oleh hadirnya Sidrotil Muntaha (titik p pada ruang P3 seperti dirumuskan aksioma Hausdorff = Annuur 35) yang jadi pusat alam.
Dengan kata lain, jika surat Annuur dibuka tafsirnya dengan menggunakan sunnah Muhammad (pola qisos disiplin ilmu), maka sejak 14 abad silam umat Islam akan sudah mengetahui lengkap bagaimana alam semesta diciptakan Alloh dari jasadnya sendiri dalam hukum evolusi dari awal hingga terbentuk dimensi-dimensi ruang kasar-halus-lembut (masjid-masjid)(Annuur 36), dan terus berevolusi hingga nasib akhirnya.

5 komentar:

  1. yang dibangun oleh Umar adalah Dome of the Rock, sedangkan Masjid al Aqsho memang telah ada, dan mi'raj (artinya tangga naik) adalah tangga yang dilihat oleh Yakkub di aqbah sakhrat, tempat Yakkub meletakkan mispha

    untuk beda Dome of the rock dan masjid al Aqsho lihat disini

    http://haniifa.wordpress.com/2010/10/25/hi-indonsyiah/

    BalasHapus
  2. masjid adalah tempat ibadah.Jika anda mengartikan masjid aqsho seperti masjid2 yang ada sekarang berarti anda tdk memahami maksud AQ.Yang dimaksud pada ayat Isra Miraj adalah tempat ibadah yang mungkin dibangun oleh nabi Sulaiman as atau yang pasti dibangun oleh nabi2 sebelum nabi Muhammad saw.Mengapa Allah begitu PD dengan secara langsung menyebut Masjidil Aqsho?Karena Allah telah mengetahui akan menjadi seperti kehendakNya di masa depan.

    BalasHapus
  3. untuk jumlah raka'at shalat ada di An Nisaa- 102
    lihat artikelnya disini http://qarrobin.wordpress.com/2009/12/24/ayat-shalat-di-dalam-quran/

    BalasHapus
  4. disini ada buku fisika masa depan http://qarrobin.wordpress.com/download/

    BalasHapus
  5. @ Admin (pemilik blog)

    Assalamu'alaikum,,,
    salam kenal...

    Mohon maaf sebelumnya, kami (terutama saya) membahas materi di atas tanpa sepengetahuan anda, di sini salah satunya [ http://debu-semesta.blogspot.com/2011/02/al-quran-al-kariim-baca-analisa-amalkan.html?showComment=1300098686918#c8912287571535080459 ].

    Sekali lagi maaf jika tak berkenan, saya bukan bermaksud utk ghibah.

    Makasih....

    BalasHapus