Minggu, 14 November 2010

Qur'an Dikupas Secara Ilmiah

Oleh : Sandie

Albaqoroh 21-27

Tafsir 1e. Komponen Hukum dari Dimensi Akal
Bismillaahir rohmaanir rohiim = Dengan nama Alloh yang pengasih-penyayang

Ayat 21. Dari latarbelakang (ayat 01-05), gejala-tampak (ayat 06-10), data ilmu (ayat 11-15), dan simpulan pemimpin (ayat 16-20), diperoleh rumusan hukumnya sebagai berikut. Wahai manusia yang punya potensi otak paling tinggi! Mengabdi kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang (generasi) sebelum kamu sebagaimana janji fitroh kamu sendiri (Alfatihah 4-5). Karena alam peragaan yang jadi kitab Alloh itu penuh kejanggalan untuk petunjuk jalan lurus, maka kamu harus memanfaatkan potensi otak tinggimu membuka segala rahasia alam dan hukum-hukum yang diberlakukan Alloh pada alam itu, agar kamu jadi makhluk takwa (patuh kepada Akal dan kepada Hukum Akal yang dibangunnya).
Ayat 22. Alloh itu Akal dan Tuhan Alloh sebagai Hukum Moral (Alfatihah) adalah Hukum Akal. Baik Akal maupun Hukum Akal tidak bisa menerima kebenaran-kepercayaan tidak masuk akal. Karena itu Dia menciptakan ruang (langit) dan segala benda (bumi) pengisinya dengan ilmu yang berlangsung dalam proses evolusi perubahan bentuk mengurut sinambung dari bahan hingga jadi benda-peristiwa dan dari sebab ke akibat. Proses evolusi memberi alasan-alasan mengapa sesuatu terjadi, bagaimana terjadinya, siapa penciptanya, dari bahan apa dibuatnya, apa unsur-unsur perusaknya, dan bagaimana nasib akhirnya. Dengan demikian, bila proses evolusinya dijejaki mundur ke belakang dan maju ke depan, seluruh penciptaan akan bisa dijelaskan akal dengan alasan-alasan ilmu yang benar.
Melalui proses evolusi itu Tuhan Alloh (Hukum Akal) menjadikan Bumi dan planet-planet lainnya sebagai hamparan tempat tinggal bagi kamu manusia, dan ruang angkasanya berupa langit sebagai atap. Dan melalui penguapan air laut, Tuhan Alloh membentuk awan-awan yang berarak ke daratan karena ditiup angin, dan menurunkan hujan dari awan yang berarak di langit itu. Lalu melalui hujan itu tumbuh berbagai jenis tanaman dan buah-buahan sebagai rizki bagimu. Karena itu jangan kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Alloh, padahal kamu mengetahui Alloh itu Akal yang tidak bisa menerima kebenaran-kepercayaan tidak masuk akal.
Ayat 23. Dan kalau kamu para penganut kebenaran pragmatis agama dan kebenaran konsistensi politik merasa ragu-ragu (dalam keraguan) tentang kebenaran isi Taurot-Zabur-Injil-Qur’an sebagai buku petunjuk ilmu dan hukum Alloh yang kami turunkan kepada hamba (pengabdi) kami para rosul, buat satu surat yang semisal ayat-ayat petunjuknya itu yang mengandung alasan-alasan ilmu, dan ajak penolong-penolong kamu para penyair dan tukang sihir yang bukan penganut kebenaran Akal (Alloh), kalau kamu memang orang-orang yang benar.
Ayat 24. Kalau kamu tidak dapat membuat surat petunjuk ilmu itu, dan kami hukum-hukum ruang dapat memastikan, kamu para penganut kebenaran agama-politik yang tidak pernah melakukan penelitian terhadap alam dan kebenaran hukum-hukum anutanmu, tidak akan mampu membuatnya. Karena itu pelihara dirimu dari perbuatan dusta-salah-buruk-jahat-takadil dalam hidupmu agar kami hukum–hukum ruang tidak melontarkan kamu ke dalam neraka di hari berbangkit, yang suluhnya manusia-jin-setan (makhluk otak tinggi) penolak akal dan segala benda mati termasuk benda sembahan. Sebab neraka hasil evolusi alam fana pembangkang itu disediakan untuk tempat pulang para pembangkang (orang kafir).
Ayat 25. Lalu sampaikan berita gembira kepada mereka yang beriman (penganut kebenaran akal) dan dalam hidupnya selalu berbuat baik. Bahwa bagi mereka di hari berbangkit disediakan syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rizki buah-buahan (pengetahuan teknologi penciptaan berupa alam peragaan dan benda-benda langit pengisinya) dalam syurga itu mereka mengatakan: ‘Alam peragaan berupa teknologi penciptaan ini adalah rizki akal pemberian Akal, sama seperti yang kita terima dahulu di kehidupan Fana’. Dan mereka diberi panorama alam Syurga yang indah dan buah-buahan (benda-benda langit) yang serupa. Selain itu di alam Syurga (di dalamnya) ada jodoh (pasangan-pasangan hidup) yang suci dari nafsu syahwat-angkara untuk mereka, dan mereka semua hidup kekal di alam Syurga itu, karena tidak memuaskan nafsu syahwat-angkaranya.
Ayat 26. Sesungguhnya Alloh tidak malu membuat perumpamaan penciptaan pada ukuran kecil berupa nyamuk bahkan yang lebih kecil dari nyamuk itu. Sebab penciptaan alam ini berlaku homogen-isotrop (serbasama-serbaserupa) mulai dari ukuran terbesar (alam ruh-syurga-fana) hingga alam atom (netron-proton-elektron) yang terkecil bahkan alam zarah gaung quark (rasa) sebagai bahan, semuanya diciptakan dalam persamaan gelombang nisbi (relativistic wave equation) kaaf-Haa-yaa-ain-shood (x = 0 dengan fungsi delta tak terbatas), dan membangun segala sesuatu dalam pasangan akhir alif-laam-miim (negatif-nol-positif). Adapun orang-orang beriman (para penganut kebenaran akal), mereka yakin perumpamaan penciptaan itu memang benar dari Tuhan (Hukum) mereka.
Tetapi mereka (para penganut agama-politik) yang kafir-munafik kepada Akal mengatakan: ‘Bagaimana mungkin (apa maksud) Alloh menjadikan nyamuk dan makhluk yang lebih kecil dari nyamuk ini sebagai perumpamaan bagi penciptaan?’. Sebab sesungguhnya dengan bahasa matematis penciptaan sebagai perumpamaan itu banyak orang (makhluk otak tinggi) yang disesatkan dalam keimanannya, dan dengan memakai bahasa matematis penciptaan sebagai perumpamaan itu banyak pula orang (penganut kebenaran akal) yang diberinya petunjuk jalan lurus. Karena manusia makhluk otak tinggi, kalau memegang kebenaran akal, tidak mungkin ada yang akan disesatkan Alloh (Akal). Sebab akal itu tali penghubung dirinya dengan Alloh, kecuali orang-orang fasik (yang menolak kebenaran akal).
Ayat 27. Orang-orang fasik adalah mereka yang melanggar perjanjian Alloh (Akal) sesudah perjanjian itu teguh diucapkan dalam janjinya di alam fitroh (bacaan subuh = Alfatihah 4-5, Alisro 78). Karena Alloh itu Akal, berarti para penganut kebenaran akal memegang tali penghubung dirinya dengan Alloh, sehingga penganut kebenaran agama-politik yang menolak kebenaran akal berarti memutuskan tali itu yang diperintahkan Alloh untuk menghubungkannya. Karena Akal itu moral, maka dengan menolak akal berarti mereka menolak moral, sehingga dalam perjalanan hidupnya mereka menghalalkan cara dengan perilaku dusta-salah-buruk-jahat-takadil, yang pasti akan selalu membuat kerusakan di muka Bumi dan saling berbunuhan (Baqoroh 30). Mereka para penganut agama-politik penolak kebenaran akal itulah orang-orang yang rugi menurut pandangan (di sisi) Alloh.


Tanggapan Mahmud, Cimenyan, Kab. Bandung, Jawa Barat.

Mahmud: “Saya juga pembaca setia surat Anda ke DPR, dan saya terkejut karena pada tafsir 1c Anda mengungkapkan ayat 01-15 adalah rumusan The Theory of Truth. Ayat 01-05 penganut kebenaran akal (korespondensi) yang takwa-beriman, ayat 06-10 penganut kebenaran agama (pragmatis) yang kafir, dan ayat 11-15 penganut kebenaran politik (konsistensi) yang munafik. Artinya, sejak 14 abad silam Rosul Muhammad sudah merumuskan tiga jenis kebenaran yang dianut manusia. Ketika direnungkan, petunjuk awal Qur’an itu memang paling utama. Sebab segala peristiwa kehidupan manusia di Bumi tidak bisa lepas dari perilaku-perbuatan penganut 3-jenis kebenaran itu. Yang lebih mengejutkan lagi, menurut rumusan Rosul Muhammad ternyata penganut agama orang kafir dan penganut politik orang munafik, sehingga mustahil dia akan menganut agama-politik Islam. Dari sini jelas sekali, arti ummi bukan bodoh, tetapi tidak menganut kebenaran agama-politik.
Pada jawaban akhir tafsir 1c Anda menyatakan bahwa Alfatihah 1-7 dan Albaqoroh 01-15 itu adalah rumus penciptaan dari persamaan gelombang nisbi (relativistic wafe equation) Paul Dirac x = 0 dengan fungsi delta tak terbatas, sebagai rumus penciptaan semesta alam: Peralihan 3-dimensi ruang kasar-halus-lembut (Arofah-Muzdalifah-Mina) menghasilkan 1-ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus 3-dimensi hukum-akal-rasa (tawaf-sa’i-mina) yang dirumuskan Rosul Muhammad dalam upacara haji dengan persamaan gelombang nisbi kaaf-Haa-yaa-ain-shood, dan dikemukakan pula pada ayat 26. Rumus persamaan kaaf-Haa-yaa-ain-shood itu saya temukan pada Surat Maryam 1 seperti dikatakan penanggap tafsir 1d. Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan.
Pertama. Karena Rosul Muhammad bukan penganut agama-politik Islam, apa ada ayat penguatnya?
Kedua. 1) saya minta tafsir yang menceritakan Siti Maryam menciptakan Almasih Isa; 2) pada jawaban akhir di 1d Anda menyatakan Maryam adalah rosul, apa ada ayat Qur’an yang menguatkannya?.
Ketiga. Pada ayat 25 Anda menafsirkan rizki buah-buahan sebagai pengetahuan teknologi penciptaan berupa alam peragaan dan benda-benda langit pengisinya. Apa alasannya?.
Keempat. Pada ayat 26 Anda menafsirkan semesta alam yang diciptakan Alloh hanya alam ruh, alam syurga, dan alam fana, dan itu berlaku homogen-isotrop (serbasama-serbaserupa) hingga zarah atom yang terkecil. Pertanyaannya:
1) bagaimana Anda menjelaskan pertanyaan orang-orang kafir sehingga mereka jadi sesat jalan?;
2) karena yang diciptakan Alloh hanya 3-alam (Ruh-Syurga-Fana), lalu di mana adanya Neraka?;
3) bukankah kata para ulama Islam, ketika isro-miroj Nabi Muhammad melihat Syurga dan menyaksikan orang-orang yang sedang disiksa dalam Neraka?.

Jawaban

Sandie: “Pertama. Qur’an adalah buku petunjuk kosmologi rumusan Rosul Muhammad. Dengan merumuskan The Theory of Truth (teori tentang kebenaran), tentu saja mustahil Rosul Muhammad akan menganut agama yang kafir dan politik yang munafik. Ayat penguatnya adalah definisi keimanan (Baqoroh 62) dan definisi kekafiran (Baqoroh 173) yang dirumuskan Rosul Muhammad sendiri.
Baqoroh 62 menyatakan, penganut agama yang menyebut diri mu’min, yahudi, nasrani, dan penganut politik (shobiin = kaum liberal) bukan batasan keimanan. Karena yang beriman itu penganut kebenaran akal, penegak hukum akal, dan yang selalu berbuat bajik. Baqoroh 173 menyatakan, Alloh mengkafirkan (mengharamkan) penyembahan mayat (jasad-benda-patung-ka’bah), memeras-menumpahkan darah (menindas-mengusir-menganiaya-membunuh, memuaskan nafsu syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad (makan daging babi), dan menganut hukum agama-politik yang tidak ditetapkan Alloh..
Kedua. Jawaban 1. Pada Ali Imron 59 Rosul Muhammad menyatakan: ‘Sesungguhnya misal penciptaan Isa oleh Maryam menurut hukum (di sisi) Alloh seperti penciptaan Adam (dan Hawa). Alloh menciptakan Adam dan Hawa dari tanah (bahan). Kemudian Alloh berkata: ‘Jadi’, maka berlangsunglah proses evolusi penciptaan Adam dan Hawa dalam perubahan bentuk mengurut sinambung dari bahan hingga jadi’.
Artinya, Maryam itu bukan anak perempuan manusia yang diperisteri Alloh dan melahirkan Nabi Isa seperti kepercayaan agama Nasrani (sebab isteri = pasangan Alloh adalah alam semesta), tetapi Nabi Isa itu almasih (manusia buatan) Maryam sendiri. Kisah Maryam menciptakan Nabi Isa diceritakan dalam Surat Maryam 16-22. Cara Rosul Maryam menciptakan Nabi Isa sama seperti cara Alloh menciptakan segala sesuatu termasuk Adam-Hawa dengan menggunakan rumus kaaf-Haa-yaa-ain-shood. Kalau Alloh menumbukkan zathidup pembawa isterinya (tenaga-tambahan = quark-tampan dan quark-cantik) kepada bahan, maka Maryam menumbukkan bahan (DNA dirinya) kepada quark-tampan bawaan zathidup. Agar jelas, saya cantumkan saja tafsir permukaannya.
“Maryam meninggalkan alam manusia (keluarganya), menembus dimensi-dimensi ruangwaktu kasar-halus-lembut (cermin-C-CP-T) hingga ke ufuknya (suatu tempat) di alam awal penciptaan (sebelah timur = awal hari = cermin-P)(Maryam 16).
Dengan menembus dimensi-dimensi ruangwaktu itu, Maryam telah mengadakan tabir penutup diri dan lenyap dari alam manusia (keluarganya). Lalu dia menumbuk cermin-P pembatas alam ruh seperti dilakukan Ibrohim dan Musa (Al-Baqoroh 60), memunculkan 12 lompatan bundel quark bersuku-suku (berkelompok-kelompok jenis makhluk) berisi zathidup (roh) utusan Hukum (kami). Quark-quark itu berbentuk hologram. Satu diantaranya adalah quark-tampan. Ketika Maryam menepuk bundel quark tampan itu, terjadi zoom, dan bundel tersebut membesar menjelma dalam ujud manusia tampan sempurna (Maryam 17).
Maryam terpesona oleh hologram lelaki itu. Maka dia melakukan dialog imajiner dengan hologram tersebut: ‘Wahai hologram, sesungguhnya kamu telah mempesona hatiku. Maka aku berlindung pada Hukum (Tuhan) yang mahasuci dari kekotoran rasa (nafsu). Jika patuh pada Hukum, kamu jangan menggodaku. Sebab aku datang ke sini bukan untuk berzina, tetapi akan melakukan percobaan ilmu menciptakan anak lelaki setampan kamu (Maryam 18).
Hologram mengilhamkan jawaban: ‘Sesungguhnya aku hanya satu dari demikian banyak hologram utusan Hukummu (Tuhanmu) sebagaimana kamu lihat sendiri. Melalui aku, Tuhanmu yang pengasih dapat memberimu anak lelaki yang suci setampan aku’ (Maryam 19).
Maryam bertanya: ‘Bagaimana caranya aku akan memperoleh anak? Padahal tidak seorang pun lelaki bangsa manusia pernah menyentuh tubuhku. Sedangkan kamu hanya hologram, dan aku bukan seorang pezina’ (Maryam 20).
Hologram memberi ilham: ‘Bukankah kamu telah mempelajari percobaan Ibrohim menghidupkan 4-burung yang dibawanya dari alam kasar ke sini? (Baqoroh 259-260). Kalau Ibrohim melakukannya dengan menumbukkan DNA (bahan) burung pada cermin-P (Baqoroh 73), maka kamu pun cukup memukulkan DNA-mu padaku. Begitulah caranya. Selanjutnya roh suciku yang akan memprosesnya dan Tuhanmu (Hukum Akal) akan mengevolusikan hingga jadi janin. Kemudian terserah kamu, apa yang akan kamu lakukan pada janin itu’. (Maryam 2l).
Mengikuti ilham akalnya, Maryam pun mencabut 3-helai rambutnya, lalu ditumbukkan pada hologram lelaki tampan di qoof (cermin-P) itu. Maka berlangsunglah proses evolusi penciptaan mahacepat dari kaaf ke Haa dan menumbuk yaa. Sekejap kemudian bundelnya meloncat keluar dari cermin-P dalam ujud tampak. Mengikuti petunjuk Ibrohim, Maryam menangkap bundel itu dan dibawa ke cermin-T di ‘ain untuk mempercepat prosesnya. Setelah keluar dari cermin-T, Maryam membawanya lagi ke cermin-CP di dood. Di situ dia melakukan rekayasa genetika pada hati dan otak janin. Setelah beres, janin itu dimasukkan ke dalam kandungannya sendiri di shood sebagai bayi tabung. Dia keluar dari cermin-C di roo’, kembali ke alam kasar yang jauh dari lingkungan masyarakat, di sebuah oase sepi untuk menunggu kelahiran bayinya (Maryam 22).
Ali Imron 62. Begitulah cara Maryam melakukan percobaan ilmu menciptakan anaknya sendiri, almasih (manusia buatan) Isa. Sesungguhnya yang diceritakan Qur’an ini adalah kisah yang sebenarnya. Sebab hanya akal yang dapat menciptakan segala sesuatu dengan ilmu. Dan tidak ada Hukum (Tuhan) lain yang mengevolusikan segala sesuatu dari bahan hingga jadi benda teknologi dan dari sebab ke akibat dalam perubahan bentuk mengurut sinambung kecuali Hukum Akal (Tuhan Alloh), sehingga semuanya dapat dijelaskan akal dengan alasan-alasan ilmu yang benar.
Ali Imron 63. Isa itu almasih (manusia buatan) ciptaan Maryam (ibunya) sendiri, yang caranya tidak berbeda dengan cara Alloh menciptakan Adam dan Hawa (Ali Imron 59). Bedanya, kalau Alloh menumbukkan tenaga-tambahan (quark-tampan dan quark-cantik) kepada bahan, maka Maryam menumbukkan bahan (DNA-nya) kepada tenaga-tambahan. Sedang kecerdasannya yang jenius dan moralnya yang pengasih-penyayang dibentuk oleh Maryam sendiri dengan melakukan rekayasa genetika pada otak dan hati Isa di alam halus ketika masih janin. Hasilnya, Isa jadi nabi sejak bayi karena menemukan dan memahami bahasa ibunya, sehingga dapat bicara sejak lahir (Maryam 30).
Karena alasan itu, Muhammad mengajak penganut agama Nasrani untuk hijrah kepercayaan. Kalau selama ini mempercayai Maryam sebagai anak perempuan manusia yang terpilih jadi isteri Alloh hingga melahirkan Isa sebagai anak Tuhan, buang kepercayaan mitos itu. Sebab Alloh itu Akal, dan Akal adalah Moral Pengasih-Penyayang tanpa wujud, sehingga tidak layak bagi Alloh mempunyai isteri dan anak dari manusia, mengingat isteri (pasangan) Alloh adalah alam semesta (Maryam 35).
Jika kemudian mereka menolak hijrah kepercayaan (berpaling), dengan sendirinya mereka termasuk golongan kafir. Kepercayaan itu sama dengan agama Islam yang menganggap ritual penyembahan sebagai jalan menghapus dosa dan jaminan masuk Syurga, sehingga membuka peluang besar kepada penganutnya untuk melakukan perbuatan dusta-salah-buruk-jahat-takadil. Sebab sesungguhnya Alloh mengetahui, dampak dari ritual penyembahan sebagai jalan mengampuni-menghapus dosa, membuat moral jadi tidak berguna samasekali, sehingga akan membawa orang melakukan berbagai kerusakan dan berbunuhan di muka Bumi (Baqoroh 30)”.
Dari tafsir itu jelas sekali, Maryam adalah seorang rosul karena mampu menembus dimensi-dimensi ruang kasar-halus-lembut hingga ke ufuknya seperti rosul lain. Bahkan dia rosul terunggul dari 5 rosul unggulan yang dalam Qur’an oleh Rosul Muhammad namanya diabadikan pada surat-surat khusus: Hud, Yunus, Yusuf, Ibrohim, Maryam, karena Maryam mampu menciptakan manusia sungguhan yang jenius.
Jawaban 2.1. Rosul adalah orang yang tuntas penelitiannya dalam mencari Pencipta. Mereka menembus dimensi-dimensi ruang kasar-halus-lembut hingga ke ufuknya. Dari cerita Maryam 16-22 jelas sekali. Untuk melakukan percobaan menciptakan Almasih Isa, Maryam menembus dimensi-dimensi ruang hingga ke ufuk peritiwa itu yang berfungsi sebagai layar komputer mahacanggih, sehingga dia juga seorang rosul. Karena jabatan rosul diberikan bangsa malaikat atas nama Tuhan (Hukum) kepada yang mampu menembus cermin-T (hukum pembalikan waktu = batas alam malaikat).
Jawaban 2.2. Qur’an disusun dalam bahasa puisi yang mematuhi kaidah bahasa-sastera (nahwu-shorof) dan alasan-alasan diturunkannya ayat (intrinsik ayat = asbabun nuzul ayat). Menurut kaidah bahasa-sastera, bila si Dadap sarjana hukum ingin menuliskan namanya sebagai anak si Waru, maka bukan ditulis Dadap bin Waru SH, tetapi harus ditulis Dadap SH bin Waru. Kalau Isa seorang rosul ingin menyertakan nama Maryam ibunya, maka tulisannya harus Isa Rosul Alloh putera Maryam. Karena itu bila pada An-Nisaa 157 dikatakan Isa putera Maryam Rosul Alloh, maka yang rosulnya bukan Isa tetapi Maryam.
Ketiga. Bangsa malaikat dan bangsa setan hidup kekal sepanjang alam Fana berlangsung karena mereka tidak pernah makan-minum yang merusak jasad. Artinya, kalau di alam malaikat saja yang ruangnya berpusing dalam kecepatan cahaya, makhluk sudah tidak makan-minum, apalagi di alam Syurga yang pusingan ruangnya lebih cepat dari cahaya dan kekal (tidak ada perusak jasad, dan tidak ada pemuasan nafsu syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad). Karena itu istilah buah-buahan (makanan, benda-benda) sebagai rizki bukan makanan jasad, tetapi pengetahuan alam peragaan sebagai makanan akal.
Keempat. Cerita isro-mi’roj Nabi Muhammad yang sampai ke Sidrotil Muntaha bertemu dengan Alloh, dan dalam perjalanannya melihat Syurga dan menyaksikan orang-orang yang disiksa dalam Neraka adalah dongeng bohong hadits orang kafir. Alasannya ada tiga:
1) Alloh itu Akal tanpa wujud, sehingga mustahil ada rosul yang melihat-bertemu-bicara dengan Alloh. Asy-Syuuro 51: Alloh tidak berkata-kata dengan manusia, kecuali dengan perantaraan wahyu (ilham akal) atau dibalik tabir (gejala-tampak alam peragaan);
2) tidak ada rosul yang bisa masuk ke alam ruh dengan menembus cermin-P hingga ke Sidrotil Muntaha (cermin-CPT), sebab cermin-P itu tidak bisa ditembus makhluk wujud (lubang yang tak tembus, An-Nuur 35). Karena itu cerita Nabi Muhammad melihat orang yang disiksa dalam neraka adalah dongeng bohong rekayasa otak tinggi. Dalam Qur’an tidak ada mi’roj, sebab isroo itu bergerak dalam bark = kecepatan cahaya.
3) hingga sekarang Neraka itu belum ada (belum dinyalakan, Takwir 12), dan penghunian Syurga-Neraka baru terjadi setelah kiamat di hari berbangkit, bukan sekarang.
Penciptaan alam dan seluruh isinya berlangsung serbasama-serbaserupa (homogen isotrop) dari ukuran terbesar (alam semesta) yaitu alam syurga (positif), alam ruh (nol), alam Fana (negatif) hingga ukuran terkecil yaitu elektron (negatif), netron (nol), proton (positif), bahkan hingga zarah gaung quark negatif-nol-positif. Dari pasangan tiga alam itu amat jelas, Alloh tidak menciptakan Neraka. Sebab Alloh yang pengasih-penyayang, mustahil akan menciptakan alam siksaan (Neraka). Neraka atau alam siksaan itu adalah alam akibat yang diciptakan makhluk menurut pilihan langkah hidupnya sendiri. Dalam kenyataannya, alam Fana adalah alam pembangkang Tuhan yang meloncat ke ujud tampak.
Paul Dirac menyatakan, elektron yang meloncat ke ujud-tampak akan jatuh cepat kembali ke lubang bekas meloncatnya. Artinya, alam Fana (alif-laam-roo) yang meloncat ke ujud tampak dari alam Ruh, pada regangan maksimum menjauhnya (pengembangan maksimum menjauhnya), akan diseret balik oleh gaya nuklirkuat (akan terjadi pembalikan ruangwaktu = kiamat) masuk kembali ke alam Ruh bekas meloncatnya menjadi Neraka (alif-laam-miim-roo), sehingga penghunian Neraka hanya akan terjadi di alam akibat nanti setelah kiamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar